Rampokan ATM

Ini posting yang 'kucuri' dari blog di friendster, 2 Maret 2006.


 


Cerita ini nggak ada hubungannya dengan novel grafis ‘Rampokan Jawa’ karya Peter van Dongen. Cerita ini juga bukan tentang rampokan yg dibaca rampogan, adu macan. Tapi beneran tentang rampokan, dari kata dasar rampok.





Semoga ini enggak terjadi pada kalian semua.




Tgl 30 Januari 06, saya menarik uang dari ATM BNI di jl Soekarno hatta Malang, menggunakan kartu ATM Bank Permata. Pengambilan pertama sebesar satu juta rupiah sukses dan saya menyimpan bukti tarikannya.






Saya bermaksud mengambil 1 juta lagi, namun di tengah2 transaksi, ada tulisan di layer ATM: Time Out Connection. Transaction cancelled. Kartu ATM saya keluar, tapi uang dan tanda terima tidak keluar.





Kemudian saya cek saldo saya di ATM Permata. Ternyata 1 juta saya terdebet. Saya segera melaporkan hal ini ke Bank Permata cabang Bromo Malang. Saya diminta mengisi surat komplain dan disuruh menunggu kira-kira 3 minggu untuk menyelidiki kasus ini.






Kemarin, tgl 2 Maret 06, saya ditelfon petugas Bank Permata, mengatakan bahwa pihak BNI sudah menyelidiki kasus ini dan mereka bilang tidak ada kesalahan. Dengan kata lain: UANG SATU JUTA SAYA TIDAK BISA KEMBALI.





Hah??!!!!





Kemana larinya uang satu juta saya?


Apa saya yang harus jadi korban, kehilangan satu juta, gara-gara kemacetan jaringan bank?





Nino menenangkan saya dan berkata: Mapong, don’t b2sad.yg ilang tetap qta usahakan,tp yg lbh penting gta jadikan semangat cari uang lg.insyaallah dpt ganti berlipat2.





Untuk cari uang lagi saya setuju. Semalam saya juga ngebut menyelesaikan tulisan untuk lomba. Tapi saya enggak setuju ketika Nino bilang: uang gampang datang dan pergi.





Satu juta saya yang ini tidak gampang datangnya, Darling. Saya ingat ketika saya harus menunggu Nindi tidur agar bisa menulis. Saya ingat menulis sampai dini hari dan setelahnya saya belum juga bisa tidur (karena jam biologis tidur saya sudah lewat). Ini satu juta yang saya kumpulkan dengan menukar jam tidur saya. Satu juta dari empat ratus buku saya yang terjual.





Satu juta bukan jumlah yang sedikit bagi saya.


 




A.K.

Comments

Popular posts from this blog

Naik Garuda

Ke Dokter

STEP-BY-STEP Mendaftar BPJS Kesehatan Secara Online (dengan gambar)

12 Buku Cerita Berbahasa Inggris Untuk Batita dan Balita

Kiriman Tak Sampai

Profesi Kita, Impian Yang Hidup

Cinta Adisty

"LHO MASIH KECIL KOK SUDAH KELAS 2?"

BUKU YANG KUBACA 2016

Satu, Dua, atau Tiga Kecupan?