Posts

Showing posts from April, 2006

Cerpen IBU DEWI - bagian satu

Ini adalah cerpenku yang dimuat di In-Flight Magazine-nya LION AIR.   This story is dedicated to EH. Enjoy reading!   M endengar namanya saja saya sudah muak dan ingin muntah. Sebenarnya, Dewi adalah   nama yang bagus. Artinya kira-kira bidadari, dewa perempuan, ratu, atau puteri. Yang pasti, Dewi adalah nama untuk ‘perempuan baik-baik’. Saya membencinya bukan karena dia perempuan yang menyebalkan. Sama sekali bukan. Seperti namanya, Ibu Dewi adalah perempuan baik-baik, cantik, pintar dan sukses. Dia seorang pengacara terkenal. Saking terkenalnya, wajahnya kini mulai muncul di siaran infotaintment . Menyebut nama Ibu Dewi, orang akan segera ingat Ibu Dewi sang pengacara, seperti orang mengingat Ibu Dibyo si ratu tiket atau Ibu Gito si juragan PRT. Ibu Dewi bukan tipe perempuan yang pantas untuk dibenci. Pembawaannya ramah, selalu tersenyum dan penuh perhatian kepada setiap orang. Tapi dia juga bisa galak kepada lawan-lawannya untuk urusan persidangan. Baiklah, saya beritahu mengapa say

Cerpen IBU DEWI - bagian dua

Dulu, Arman dan saya bisa telponan berjam-jam tanpa gangguan. Namun akhir-akhir ini, nama Ibu Dewi selalu muncul di tengah perbincangan kami. “Tutup dulu ya, Sayang, telfonnya. Ibu Dewi nelpon nih,” begitu katanya. Saya cemberut. “Tutup ya Sayang, ntar kutelpon lagi deh,” bujuknya, seolah tahu kalau saya cemberut. Kejadian ini berulang terus, setiap kali saya menelponnya. Jangan-jangan Ibu Dewi tahu kalau suaminya sedang ditelpon saya? Dulu, Arman dan saya bisa sms-an berjam-jam. Dulu, sms saya selalu dibalas dengan cepat. Namun akhir-akhir ini, nama Ibu Dewi selalu muncul di layar hape saya. “Psst, udah dulu ya, Sayang. Ada Ibu Dewi,” begitu balasan sms-nya tiba-tiba. Hah? Bukannya Ibu Dewi sedang sibuk mengurusi perceraian seorang seleb? Kok tiba-tiba dia jadi ada di rumah terus ya? Ibu Dewi, Ibu Dewi. Kadang saya jadi memikirkannya, lebih sering daripada saya memikirkan Arman. Saya sering berkhayal, suatu saat kami akan berkenalan. Apa yang akan saya katakan nanti, kalau kami berjum

Harian SURYA, Senin 3 April 2006

Image
Hem, teman-teman, aku tidak se-'mulia' itu kok, hehehe. Makasih yah Reni dari Surya atas liputannya. A.K.

Talkshow di TB Gramed Matos: Behind The Scene

Image
Sepuluh menit sebelum on stage (ih, istilahnya!), DidiCahya n I ngisi pulsa dulu di XL-booth. Mas yang biasa ngelayanin isi pulsa nanyak, “Tumben Mbak-nya dandan. Mau kemana?” Kujawab dengan nyantai, “Iya Mas, bentar lagi mau talkshow di toko buku Gramedia.” Nggak kusangka, Mas-nya ketawa ngakak. “Ah, mbak-nya bohong…” Aku bengong. Didi yang gantian ketawa (entah ngetawain aku or mas-nya). “Hahaha, nggak percaya dia kalau kamu mau talkshow, hahaha…”   Well, sangat wajar sih kalau Mas-nya nggak percaya. Lha wong biasanya aku beli pulsa di situ sambil nenteng2 termos es untuk jualan jus (dengan dandanan ala kadarnya). Masak tukang jualan es gini mau talkshow? Hehehe…   Alhamdulillah talkshownya berjalan lancar. Ini sih berkat MC-nya: my dearest friend DidiCahya , penyiar radio Delta Surabaya. Wah, kalok nggak ada dia, mau jadi kayak apa talkshownya. Aku sering kehilangan kata-kata di tengah ngomong (my writing is better than my speaking), tambahan lagi audiens Malang yang kalem-kalem.