Masuk ke Dunia Sihir Harry Potter

1326190361785173363
Mobil Terbang yang dinaiki Harry dan Ron dan di film Harry Potter kedua

Liburan sekolah musim panas ini, Big A tidak sabar untuk pergi ke museum. Ya, museum di Sydney jauh dari kesan tua, keramat dan membosankan. Museum menjadi salah satu tujuan favorit liburan, dicintai anak-anak di sini karena display-nya menarik dan banyak aktivitas khusus untuk anak-anak.

Kali ini, Big A merengek minta pergi ke museum Powerhouse karena ada pameran Harry Potter. Big A, 9 tahun, adalah penggemar berat Harry Potter. Dia sudah membaca semua buku Harry Potter dalam bahasa Inggris dan menonton tiga film pertama. Saking nge-fans-nya, Big A sampai hafal dialog dalam film-film Harry Potter ini. Pameran yang di Australia hanya digelar di Sydney ini memajang koleksi properti asli film Harry Potter pertama sampai ke delapan. Di pameran, pengunjung juga bisa mencoba memasukkan bola Quaffle dalam permainan Quidditch, menarik tanaman Mandrake dan bermain-main di pondok Hagrid.

Tiket masuk ke pameran ini tidak murah, bahkan lebih mahal di akhir pekan dan liburan sekolah. Tarif masuk dewasa $32, anak-anak $22, sementara anak di bawah usia 4 tahun gratis (yay!). Kalau ingin menyewa audio tour berisi informasi tentang properti yang dipamerkan, tambah lagi $ 7,50. Kami mendapatkan diskon 25% karena menjadi anggota museum Powerhouse. Meskipun harga tiket lumayan mahal, pengunjung tetap melimpah. Tiket masuk untuk beberapa sesi bahkan sudah habis jauh-jauh hari. Sesi dibuka tiap setengah jam dan pengunjung yang masuk dibatasi 50 orang. Setelah masuk, tidak dibatasi lagi waktunya, artinya bisa main-main di pameran sepanjang hari kalau mau.
Kami datang pada hari Rabu untuk sesi jam 11 siang. Museum Powerhouse tampak lebih ramai daripada biasanya. Kedatangan kami disambut oleh mobil terbang Ford Anglia yang dipajang di langit-langit lobi museum. Mobil terbang ini yang dikendarai Harry dan Ron di film Harry Potter and The Chamber of Secret (film kedua). Properti ini satu-satunya yang bisa kami foto karena di dalam area pameran dilarang memotret. Si Ayah yang sudah siap dengan kameranya tidak begitu suka dengan aturan ini. Berkali-kali petugas mengingatkan, Dementor sudah berjaga-jaga kalau ada yang mencoba mengeluarkan kamera.

1326190559147817849
Poster Pameran Harry Potter
Bersama puluhan orang lainnya kami antri di depan pintu masuk. Dinding lobi ini dipenuhi poster film Harry Potter dari yang pertama sampai ke-delapan. Little A kurang nyaman karena suasana ramai, banyak sekali orang dan penerangan lumayan gelap. Mungkin suasana memang dibuat semisterius mungkin. Begitu diizinkan masuk, kami disambut oleh petugas yang memegang Topi Seleksi (Sorting Hat). Topi ini yang digunakan dalam film untuk memilih pelajar Hogwart masuk ke salah satu asrama: Gryffindor, Ravenclaw, Hufflepuff atau Slytherin. Ketika petugas meminta satu orang sukarelawan untuk mencoba topi seleksi, banyak tangan teracung. Saya melirik Big A yang cuma diam saja, tidak mau mencoba. Padahal di rumah, dia cerita ingin bisa masuk asrama Ravenclaw seperti tokoh kesayangannya: Luna Lovegood. Selanjutnya ada dua orang lagi yang boleh mencoba Topi Seleksi. Masing-masing masuk asrama Gryffindor dan Slytherin. Sebenarnya kelihatan banget kalau si petugas memencet tombol berdasar asrama favorit sukarelawan yang maju. Kemudian ada rekaman suara Topi Seleksi, persis seperti yang kita dengar di film.

Dari ruang Topi Seleksi kami dibawa masuk ke ruang setengah lingkaran dengan beberapa layar digital yang menampilkan cuplikan film-film Harry Potter. Ketika musik berubah mencekam, Little A memeluk saya erat-erat. Mungkin dia takut dengan suara Lord Voldemort. Begitu potongan film mencapai puncaknya, ruangan di sebelah kami membuka, tampak lokomotif kereta api Howart Express yang diselimuti asap putih. Petualangan kami memasuki dunia sihir Harry Potter dimulai.
Dari sini, kami bebas untuk melihat-lihat semua properti yang ada di pameran. Di pintu masuk terpasang banyak sekali lukisan yang ada di sekolah sihir Hogwart. Beberapa dari lukisan tersebut bisa bergerak-gerak seperti di dalam film. Lukisan terbesar adalah Lukisan si Nyonya Gemuk yang menjadi pintu asrama Gryffindor. Si Nyonya Gemuk ini sedang asyik belajar menyanyi. Tentu gerakan orang dalam lukisan bukan karena sihir, tapi karena mereka memakai digital frame. Itu saja cukup membuat pengunjung senang :)

Properti selanjutnya yang dipamerkan adalah baju dan pernak-pernik asli pemeran dalam film Harry Potter, seperti trio Harry, Ron, Hermione dan juga sahabat mereka Nevile, Luna dan Ginny. Big A senang sekali melihat majalah Quibbler milik Luna. Dia juga terpesona melihat kamar Ron yang berantakan, sementara kamar Harry lumayan rapi. Pameran ini memang memajang ranjang asli milik Harry dan Ron di asrama Gryffindor, beserta tongkat sihir, jubah gaib dan peta perampok (Marauder's Map) milik Harry.

Selain pernak-pernik milik Harry dan teman-teman, dipamerkan juga baju dan pernak-pernik milik guru di Hogwart. Kami bisa melihat alat-alat lab yang dipakai di pelajaran Ramuan oleh Profesor Snape. Ketika saya agak lama melihat-lihat baju dan pernak-pernik aneh dari Profesor Snape, salah satu tokoh favorit saya dalam film Harry Potter, Little A menarik-narik saya untuk melihat kantor Profesor Umbridge, guru yang mengajar Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam (Defence Against The Dark Art) di buku kelima Harry Potter. Kantor Umbridge ini lain daripada yang lain karena nuansanya merah jambu, warna favorit Little A. Beda dengan kantor atau ruangan lain di dunia sihir yang selalu tampak gelap dan misterius, ruangan Umbridge ini terang-benderang dengan hiasan koleksi piring bergambar kucing di dindingnya. Little A suka sekali dengan piring-piring kucing ini meskipun gambarnya tidak bisa bergerak-gerak seperti dalam film.

Selain melihat-lihat benda koleksi dari film Harry Potter, kami dan pengunjung lainnya juga bisa mencoba dan mengalami sendiri beberapa hal. Pertama, kami mencoba menarik tanaman Mandrake dari dalam pot-nya. Ketika ditarik, akar Mandrake ini akan mengeluarkan suara tangisan kencang. Tanaman Mandrake yang ada dalam pelajaran Herbologi ini ada di film kedua, Harry Potter and The Chamber of Secret, yang berkhasiat untuk menyembuhkan orang-orang yang terkena tulah ular Basilik. Selanjutnya kami bisa mencoba memasukkan bola Quaffle ke gawang Quidditch. Sebenarnya aktivitas ini lebih mirip main basket di Timezone, hanya saja gawangnya tiga lingkaran dan bolanya tidak bundar. Little A senang sekali main Quidditch ini. Dia tidak mau beranjak ke atraksi selanjutnya, yaitu Gubuk Hagrid. Pernak-pernik Quidditch lain yang ditampilkan adalah bola snitch, bludger dan sapu terbang Harry: Nimbus 2000 dan Firebolt. Saya sendiri lebih tertarik dengan seragam Quidditch yang dipakai Cedric Diggory. Seragam Quidditch ini tampak lebih 'mewah' daripada seragam sekolah biasa di Hogwart.

Yang begitu terpesona dengan Hagrid adalah Si Ayah. Kami sudah tahu kalau penampakan Hagrid si setengah raksasa di film adalah efek kamera dan permainan komputer. Tapi yang dipamerkan di sini adalah baju-baju Hagrid dalam bentuk raksasa, yang benar-benar besar. Mungkin mereka membuat semacam dummy untuk standar ukuran Hagrid. Di Gubuk Hagrid, kita juga bisa mencoba duduk di kursi raksasa dan menyaksikan telur naga yang bergetar akan menetas.

Display berikutnya terpaksa saya lewati karena Little A sangat takut. Si Ayah, Big A, dan salah satu temannya tetap melihat-lihat pameran monster-monster yang ada di film Harry Potter. Beberapa monster yang ditampilkan adalah: Dementor, bayi Threstal, naga Hornstail, laba-laba raksasa aragog, dan manusia setengah kuda Centaur. Di bagian yang lumayan seram ini juga ditampilkan baju dan pernak-pernik Lord Voldemort dan Bellatrix Lastrange.

Lepas dari bagian sihir hitam, kami melewati pintu aula Hogwart yang dihiasi pigura-pigura berisi peraturan Profesor Umbridge seperti di film kelima. Di depan pintu aula, dipamerkan baju Hermione dan Luna yang mereka pakai untuk pesta pernikahan Fleur dan Bill. Di dalam aula, dipamerkan juga baju-baju yang dipakai untuk pesta dansa Yule Ball. Little A tertarik sekali dengan baju Hermione yang berwarna ungu dan merah jambu. Matanya tidak lepas dari gaun pesta tersebut. Sementara itu Big A sudah beralih untuk melihat display makanan yang dihidangkan di jamuan Hogwart. Selain itu, ada juga koleksi permen yang bisa dibeli di Hogsmeade dan toko milik Weasley bersaudara. Big A kegirangan melihat dengan kepala sendiri Bertie Bott Kacang Segala Rasa, Cokelat Kodok, Tongkat Likor dan Permen Karet Tiup Drooble.

Di ujung pameran ini ada toko suvenir yang menjual pernak-pernik Harry Potter. Sayang sekali harganya tidak masuk akal mahalnya. Saya lumayan senang bisa melihat dengan mata kepala sendiri, keajaiban di balik film Harry Potter, namun kurang senang dengan institusi Harry Potter yang terlalu komersial ini. Sebelum kami masuk ke pameran, kami sekeluarga difoto dan fotonya bisa dibeli di pintu keluar. Namun harganya juga sangat mahal, $35 untuk selembar foto, tanpa file asli. Akhirnya kami melenggang tanpa membeli suvenir apa-apa. Mungkin cerita dan pengalaman ini yang lebih bernilai untuk dijadikan oleh-oleh :)

~ A.K.

Comments

Unknown said…
Cocok banget nih buat yang bener2 maniac sama harry potter berapa pun pasti akan di bayar hihihi

Nonton film

Popular posts from this blog

Memulai Investasi Reksadana

Live The Dream

Fitnes, Penting Gak Sih?

"LHO MASIH KECIL KOK SUDAH KELAS 2?"

Love at Every Byte

Kiriman Tak Sampai

Penulis Kurang Gizi

Testimonial

The Drama