The Jacket Game
My dear Nindipong (4-year-old girl) is addicted to her left hand jempol. Tapi, dia kenyotnya cuman kalau ada jaket pink bergambar jerapah yang menemaninya. No jacket, no kenyot! Kalau sampai kelupaan bawa jaket pas bepergian, atau pas jaketnya dicuci, wah, repot banget. Nggak ada substitusinya.
Dengan jaket pink-nya itu, kami sekeluarga punya permainan.
Game ini tidak sengaja kami temukan. Setelah selesai dinner, biasanya Nino, Nindi n I maen2 di kamar. Biasanya kami main game pukul2an ala PUCCA pakai bantal. Entah siapa yang memulai, kami suka dengan game lempar jaket ini.
Here is the rule:
1. Lipat jaket menjadi bulatan seperti bola
2. Sebutkan pertanyaan (positif) untuk peserta game
3. Lempar jaket ke orang yang dimaksud
Here we go...
Giliran Nindi yang pegang jaket: "Siapa yaaaannng... (dia senyum2) kalau pulang sering memberi kejutan?" Nindi lempar Jaket ke Nino. FYI, setiap pulang naik bus dari Surabaya ke Malang, Nino selalu menyempatkan membeli stiker (atau mainan2 murah dan aneh) untuk Nindi.
Giliran Nino: "Siapa yaaaannnggg... sudah bikin dua novel?" Hehehe, Nino melempar jaket ke aku. Hiks, jadi malu.
My turn: "Siapa yaaaannnngggg... sudah berani sekolah sendiri, cuma diantar sampai pagar trus masuk sendiri?" Hehehe, Nindi senyum2, jaket kulempar ke dia.
Nindi turn: "Siapa yaaaannngggg... sudah masuk koran 3 kali?" Hahahaha, aku sampai nggak ingat, masak sih udah tiga kali? Hiks, Nindi malah ingat.
My turn: "Siapa yaaannnggg... dapat beasiswa keluar negeri?"
Well, permainan itu selalu bikin kami riang, karena kami 'terpaksa' memikirkan kelebihan2 orang yang kami cintai. Dan selalu saja, kami terkejut dengan apa yang ada di pikiran Nindi tentang kami, orang tuanya.
Kami bangga karena kami dicintai.
A.K.
a funky mommy.
Comments