HELPER
Selama lima setengah tahun tinggal di Sydney, kami hidup tanpa pembantu rumah tangga. Di sana, punya PRT/ART memang tidak usum. Hanya orang super kaya yang bisa menggaji pembantu sesuai UMR: $15 per JAM. Saya dan suami terbiasa melakukan semua pekerjaan rumah tangga bersama-sama. Ketika saya bekerja full time di salah satu supermarket, Big A (waktu itu kelas 1 SD) kami titipkan di program OSHC (Out of School Hour Care) sekolahnya karena saya baru pulang kerja jam 4 sore sementara sekolah selesai jam 3 sore.
Setelah kembali ke Surabaya, kami punya ART sebentar, kemudian dia
pamit. Ya sudah lah, kami kembali ART-less. Saya toh sudah biasa hidup
tanpa ART. Saya juga bekerja dari rumah, jadi rumah tetap ada yang
nunggu, kiriman dari online shop tetap sampai #ehgimana :p
Anak-anak kami libatkan dalam pekerjaan rumah tangga. Big A tugas
utamanya membuang sampah, mencuci piringnya sendiri dan membersihkan
kamarnya sendiri. Little A menyiram tanaman dan merapikan mainan. Kalau
akhir pekan membantu cuci baju. Nino membersihkan kamar mandi, membantu
mencuci piring, membantu mengepel dan beres-beres kebun. Saya
mengerjakan semua sisanya. Alhamdulillah sekarang ini sangat terbantu
dengan adanya laundry kiloan. Semua baju yang perlu disetrika saya kirim
ke laundry. Setrika adalah salah satu kelemahan saya.
Nggak enaknya hidup tanpa ART, saya dan Nino nggak bisa kencan di luar jam sekolah. Ke mana-mana harus bawa rombongan sirkus :D Ke gym berempat, belanja berempat, ke kafe berempat, nonton film juga berempat, itu pun film anak-anak, hiks.
Tapi enaknya nggak punya ART, hidup saya lebih bebas, privasi sangat terjaga dan tidak direpotkan oleh urusan ART nggak masuk karena tetangga kawinan atau sunatan, ART nggak balik setelah lebaran, ART pamit karena mau nikah, dll.
Well, saya pernah merasa jumawa bisa hidup bebas tanpa ART, dan membatin mengasihani ibu-ibu lain yang bingung cari ART pengganti karena ART yang sekarang keluar. Tapi, akhir pekan kemarin ketika saya mau ngedrop laundry ke tetangga, mbaknya bilang kalau laundry-nya libur karena ada kawinan saudara di Ponorogo sana. Duh biyung, kuwalat saya!
*umbah umbah*
*lanjut setrika sambil mringis*
~ A.K.
Nggak enaknya hidup tanpa ART, saya dan Nino nggak bisa kencan di luar jam sekolah. Ke mana-mana harus bawa rombongan sirkus :D Ke gym berempat, belanja berempat, ke kafe berempat, nonton film juga berempat, itu pun film anak-anak, hiks.
Tapi enaknya nggak punya ART, hidup saya lebih bebas, privasi sangat terjaga dan tidak direpotkan oleh urusan ART nggak masuk karena tetangga kawinan atau sunatan, ART nggak balik setelah lebaran, ART pamit karena mau nikah, dll.
Well, saya pernah merasa jumawa bisa hidup bebas tanpa ART, dan membatin mengasihani ibu-ibu lain yang bingung cari ART pengganti karena ART yang sekarang keluar. Tapi, akhir pekan kemarin ketika saya mau ngedrop laundry ke tetangga, mbaknya bilang kalau laundry-nya libur karena ada kawinan saudara di Ponorogo sana. Duh biyung, kuwalat saya!
*umbah umbah*
*lanjut setrika sambil mringis*
~ A.K.
Comments