Posts

Showing posts from March, 2006

From Kelinci To Cikelin

Beberapa hari yang lalu, ada seorang teman yang nanya: "Cikelin itu apaan sih, Mala?" Hehehe, emang sih banyak yang penasaran. Soal ini sebenarnya udah pernah kubahas di blog-ku yang dulu . Cuman gpp deh kutulis lagi. Cikelin itu dari kata kelinci. Kelinci => cikelin. Nama ini dikasih sama Antariksa waktu pertama kali aku bikin email. "Udah, pakai nama cikelin aja," begitu kata dia. Aku sih nurut aja, asal dibikinin email account (waktu itu masih gaptek banget, sekarang... masih gaptek juga... hehehe). Aku dipanggil cikelin karena gigi depanku mirip ama gigi kelinci (ini sih istilah halus biar gak ngatain mrongos or tonggos aja, hehehe). Aku emang bermasalah dengan gigi. Susunan gigiku enggak rapi, mungkin karena rahangku sempit. Tapi aku enggak takut ke dokter gigi (nino yang masih takut). Sejak aku masih SD, aku udah sering ke dokter gigi sendiri, di puskesmas. Biasanya sih aku berangkat naik angkot dari sekolah, biar biayanya gratis dan sekalian bisa bolos, h

My Baby Troy!

Image
Aku udah rinduuuu banget pengin ngelihat “anakku” yang satu ini. Tau gak sih gimana rasanya ngelahirin, tapi enggak bisa ngelihat langsung wajahnya. Penasaran banget kan? Di hari kedua terbit, aku cuman dapet laporan dari temen di Jakarta, Jogja dan Medan kalau novelku udah ada di toko buku. Jumat kemaren, aku sengaja mampir ke TB Gramedia Matos. Perhitunganku, novelku udah nyampe di sini. Kebangetan deh kalau belum. Tgl 22 terbit, tgl 23 sampai ke Malang, tgl 24 mestinya udah di-display. Jrreeeennnggg!!! Udah ada! Aku melihat Troy di bagian buku baru, duduk manis, bersanding dengan novel Rahasia Bintang punya Dyan Nuranindya. Aaarrgghh, kenapa novelku barengan terbitnya sama Dyan si penulis best seller itu? Ih, jadi minder… Pertama kali ngelihat, ehm, covernya bagus. Emang sih, aku udah pernah ngelihat file-nya, tapi yang ini beda, tampak lebih gedhe gitu. Mantab banget deh. Ternyata reaksi pertamaku nggak seheboh waktu novel pertamaku (I’M SOMEBODY ELSE – KataKita, 2005) keluar dulu

Surat Perjalanan, Perjalanan Surat

Image
Fiuh, akhirnya kami punya paspor juga. Setelah melewati perjuangan panjang, lama dan melelahkan (hipos!), akhirnya 3 buku kecil bersampul hijau bergambar burung itu ada di tangan kami. Pertamanya, kami mau ngurus paspor lewat calo (bahasa halusnya: biro jasa), karena ngeri sama prosedur yg berbelit dan petugas yang tdk ramah (bayangan kami waktu itu yang terbukti benar). Aku nelpon Mr.G, a well known calo in Malang. Dia bilang harga paspor Rp 450 ribu each. "Syarat-syaratnya KTP, KK, Surat Nikah, Ijazah, Akte Lahir, SBKRI, Surat Ganti Nama." Aku bilang aku orang Jawa. "Oh, kalau Indonesia Asli ndak perlu SBKRI." Hem... emangnya ada orang Indonesia palsu? Trus aku konfirm ke temenku yg barusan ngurus paspor buat umroh. Dia malah kena Rp 750 ribu each. Hah? Berarti 450 udah murah dong. Tapi, masih kata teman saya, kalau ngurus sendiri malah cuma 300 ribuan. Oh, ya udah kalau gitu aku mau nyoba ngurus sendiri. Dengan gagah berani aku ke kantor imigrasi. Dengan pede aku

Kana di Negeri Kiwi

Image
Rating: ★★★★ Category: Books Genre: Teens Author: Rosemary Kesauly Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Tahun terbit: 2005 Membaca bab pertama novel ini aku langsung syok berat. Serius nih, yang nulis orang Indonesia? Terus aku baca lagi Tentang Pengarang. Oh, emang bener, Rosemary itu Indonesia asli, lulusan Sanata Darma Jogja. Bukannya aku ngeremehin penulis Indonesia loh. Cuman, sebelum baca novel Mary ini, aku belum pernah nemuin teenlit Indonesia sedahsyat ini. Pantesan aja novel ini jadi Juara 1 Lomba Teenlit Writer yang diadain GPU. Wah, kalok juara satunya kayak gini, aku jadi ‘lega’. Sumpah, bab pembuka yang ditulis Mary keren banget. Cerita dalam bab pertama ini memang ‘tidak penting’ dan bukan awal dari cerita keseluruhan, namun dengan membacanya, orang akan langsung terjerat untuk masuk dalam novel. Bikin penasaran banget. Pembukaannya semacam teaser dalam film-film gitu deh. [teaser = cuplikan adegan seru yang sebenarnya enggak masuk dalam cerita utama, dijadikan pembuka film

Hey Conchita! Cinta Gelo

Image
Rating: ★ Category: Books Genre: Teens Author: Marthino Andries Penerbit: KataKita Publishing House Tahun terbit: 2005 Aku beli novel ini karena berharap, ceritanya bisa se-menghibur novel pertamanya. Iyalah, semua orang juga berharap begitu pada sekuel, entah film atau novel. Ternyata aku harus kecewa berat. Sekuel Hey Conchita yang ini enggak selucu novel pertamanya. Malah, beberapa guyonannya terkesan maksa. Ceritanya masih tentang Conchita (iyalah, namanya juga sekuel). Kali ini dia enggak ngebajak bis kota, melainkan metro mini (tuh kan, maksa!). Terus, terus… males ah ngelanjutin. Para pembaca novel pertama Hey Conchita pasti kecewa berat sama novel pemaksaan ini. Mendingan Marthino nulis cerita yang lain aja deh, jangan sampai ada Hey Conchita ketiga yang lebih enggak lucu. A.K. (gelo banget - kecewa)

Summer Triangle

Image
Rating: ★★★ Category: Books Genre: Teens Author: Hara Hope Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Tahun terbit: 2005 Tebal: 178 halaman Spoiler Alert!!! Terus terang aku enggak suka sama covernya. Gelap euy! Ini satu-satunya cover teenlit yang pakai warna hitam (kata sebuah sumber yang bisa dipercaya, Hara memang maksa untuk pakai warna hitam). Mungkin maksudnya pengen ngegambarin langit malam yang penuh bintang. Sayang maksud itu nggak kesampaian. Ceritanya sendiri puitis, romantis, filosofis sekaligus tragis. Coba baca yang ini: “Saat kamu menatap langit di malam musim kering, pandanglah langit utara, temukan tiga bintang yang membentuk segitiga, lalu dengar kisahnya. Kamu akan menemukan aku, teman-temanku, juga Orfeus yang kucintai.” Aarrgghh… kata-katanya keren! Dapat wangsit dari mana, Hara? Tapi aku ‘terganggu’ sama guyonan-guyonan Hara ketika membaca bab-bab awal. Hara bagus banget kalau nyeritain hal-hal romantis kayak malam penuh bintang atau legenda Yunani. Tapi guyonan kamu merusa

My Friends My Dreams

Image
Rating: ★★★ Category: Books Genre: Teens Author: Ken Terate Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Tahun terbit: 2005 Inilah teenlit rasa orange juice: seger banget! Enggak salah sih kalau teenlit ini dibilang seger banget. Ceritanya tentang tiga orang yang berbeda banget karakternya, yang kemudian sobatan: 1. Marcella: cewek cantik dari Jakarta, yang sebel karena harus pindah ke Jogja yang ‘ndeso’ banget. 2. Joy, yang memilih Jogja sebagai tempat pelariannya dari masalah perceraian ortunya. 3. Wening, cewek kuper dan penyakitan dari Gunung Kidul yang ke Jogja dengan sejuta impian. Masing-masing punya impian, dan berusaha untuk meraih impian itu. Ceritanya khas remaja banget, ada adegan pajamas party, dekor kamar, make over, dll. Anything that you can read from girl’s magazines. Untung deh enggak ada adegan genk kakak-kakak kelas centil dan rese atau cowok super ganteng pindahan dari manaaaa gitu. Yang unik dari teenlit ini adalah sudut pandang yang dipakai penulisnya. Ken menulis menggunaka

Hey Conchita! Pembajak Cinta

Image
Rating: ★★★ Category: Books Genre: Teens Author: Marthino Andries Penerbit: KataKita Publishing House Tahun terbit: 2004 Aku beli novel ini karena covernya menarik, kuning genjreng dan sinopsisnya bikin penasaran: Conchita, seorang pelajar yang nekat membajak bis kota. Kayaknya teenlit ini bakalan beda deh sama teenlit2 yang lain. Ternyata emang bener beda. Novel ini super duper lucu. Aku bacanya sampai senyum-senyum sendiri, ngakak, guling-guling, mukul-mukul lantai, bahkan bercucuran air mata. Ceritanya tentang Conchita, cewek pelajar SMA yang sehari-hari naik bis kota. Suatu kali, dia gerah banget karena bis kota yang ditumpanginya enggak berangkat-berangkat. Akhirnya dia nekat nyopirin bis itu, ketika sopirnya lagi pipis. Niatnya sih cuman biar cepet sampai rumah. Ternyata salah satu penumpang itu: Ian Ferdinand, adalah seorang aktor yang lagi menyamar. Selanjutnya, ehm, cerita selanjutnya enggak penting. Ceritanya sama sekali enggak penting! Karena novel ini emang dimaksudkan untu

The Jacket Game

My dear Nindipong (4-year-old girl) is addicted to her left hand jempol. Tapi, dia kenyotnya cuman kalau ada jaket pink bergambar jerapah yang menemaninya. No jacket, no kenyot! Kalau sampai kelupaan bawa jaket pas bepergian, atau pas jaketnya dicuci, wah, repot banget. Nggak ada substitusinya. Dengan jaket pink-nya itu, kami sekeluarga punya permainan. Game ini tidak sengaja kami temukan. Setelah selesai dinner, biasanya Nino, Nindi n I maen2 di kamar. Biasanya kami main game pukul2an ala PUCCA pakai bantal. Entah siapa yang memulai, kami suka dengan game lempar jaket ini. Here is the rule: 1. Lipat jaket menjadi bulatan seperti bola 2. Sebutkan pertanyaan (positif) untuk peserta game 3. Lempar jaket ke orang yang dimaksud Here we go... Giliran Nindi yang pegang jaket: "Siapa yaaaannng... (dia senyum2) kalau pulang sering memberi kejutan?" Nindi lempar Jaket ke Nino. FYI, setiap pulang naik bus dari Surabaya ke Malang, Nino selalu menyempatkan membeli stiker (atau mainan2 mu

Cinta Tidak Pernah Salah (?)

Image
Yesterday, I accidentally watched an infotaintment (hem, anytime you turn your tv on, n searching any channels, u’ll end up watching this show, right?).   Pas banget beritanya tentang Glenn Fredly (emang lagi hot2nya ya?). Mengomentari kisah cintanya dengan you-know-who, dia bilang gini, “CINTA TIDAK PERNAH SALAH.”   Oh really? Aku jadi kepikiran terus ama ucapan Glenn sepanjang sore itu. Benarkah cinta tidak pernah salah? Benarkah tindakan mencintai seseorang dapat selalu dimenangkan atas keadaan dan aturan apapun?   We live here, sharing the world w other people, then we should obey the rules. Am I correct?   Misalnya gini deh, aku pasti akan melting (umm, mungkin malah sampai menyublim) kalau Glenn nyanyi di depanku (Mala Darling, he will never do that-Red). Dan aku pasti langsung jatuh cinta! Terus, kalok semisal Brad Pitt menghampiriku dan memamerkan his yummy butt (Mala Darling, this is also impossible- Red), aku juga akan langsung jatuh cinta! (Gampang banget yah, jatuh cintanya

Tips on Handling a Dispute

Image
Masih ingat kisah ku tentang rampokan ATM? please see my previous post. Itu salah satu pengalaman yang menyakitkan sekaligus memberi banyak pelajaran. Oh, yeah, seperti orang bijak bilang, setiap peristiwa pasti ada hikmahnya. Setelah nangis darah gara-gara kehilangan uang satu juta, aku menulis surat pembaca dan dimuat di kompas Jatim hari Jumat,10 Maret. Hiks, pengennya sih yang dimuat di koran adalah cerpen, opini atau wawancaraku, bukan surat pembaca kayak gini. Jumat pagi, aku kliping surat pembaca itu, dan kulampirkan dalam surat 'Tanggapan Nasabah Atas Jawaban Klaim' ke pimpinan Bank Permata cabang Bromo. Ehm, rupanya Surat Pembaca manjur juga. Senin siang, aku ditelpon officer Bank Permata Jakarta dan menyatakan bahwa benar ada kekeliruan, dan yang paling penting: UANG SATU JUTA KU BISA BALIK LAGI. Alhamdulillah! Siang itu juga, ada perwakilan Bank Permata yang datang ke rumah dan menjelaskan kekeliruan mereka. Nah, ini aku bagi2 tips deh buat kalian yang mungkin menga

Rampokan ATM

Ini posting yang 'kucuri' dari blog di friendster , 2 Maret 2006.   Cerita ini nggak ada hubungannya dengan novel grafis ‘Rampokan Jawa’ karya Peter van Dongen. Cerita ini juga bukan tentang rampokan yg dibaca rampogan, adu macan. Tapi beneran tentang rampokan, dari kata dasar rampok. Semoga ini enggak terjadi pada kalian semua. Tgl 30 Januari 06, saya menarik uang dari ATM BNI di jl Soekarno hatta Malang, menggunakan kartu ATM Bank Permata. Pengambilan pertama sebesar satu juta rupiah sukses dan saya menyimpan bukti tarikannya. Saya bermaksud mengambil 1 juta lagi, namun di tengah2 transaksi, ada tulisan di layer ATM: Time Out Connection. Transaction cancelled. Kartu ATM saya keluar, tapi uang dan tanda terima tidak keluar. Kemudian saya cek saldo saya di ATM Permata. Ternyata 1 juta saya terdebet. Saya segera melaporkan hal ini ke Bank Permata cabang Bromo Malang. Saya diminta mengisi surat komplain dan disuruh menunggu kira-kira 3 minggu untuk menyelidiki kasus ini. Kemarin,

Looking For Alibrandi

Image
Rating: ★★★★★ Category: Books Genre: Teens Author: Melina Marchetta Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Jumlah Halaman: 325 (tapi hurufnya kecil-kecil) Tahun pertama terbit: 2004 Spoiler Alert!!! This is my favorit teenlit. Dari covernya, aku tahu kalau novel ini akan bagus. Dan bener, nggak nyesel deh bacanya. This novel is also special for me, because Nino (remember? the smartest guy on earth?) gave it to me without any reason nor occasion. He just wanted to give me something. He wrote inside the cover: Buat Mamapong, jangan kelamaan jadi pembaca doang. Semoga namamu cepat ada di sampul depan! And I did, nine months after that. Pasti ada apa-apanya dong kalau aku sampai ngasih bintang lima, which means PERFECT to this novel. Novel ini diterbitkan di Australia tahun 1992 dan meraih banyak penghargaan. Looking for Alibrandi berkisah tentang Josephine Alibrandi, cewek 17 tahun, hampir lulus SMA. Josie tinggal bersama ibunya yang single parent dan neneknya yang kuno. Josie banyak menghadapi

Nothing But Love

Image
Rating: ★★ Category: Books Genre: Teens Author: Laire Siwi Mentari Penerbit: KataKita Jumlah Halaman: 196 Tahun pertama terbit: 2004 Aku penasaran banget sama novel ini. Sering disebut-sebut di berbagai media sebagai novel best seller (dan emang iya). Laire sendiri sering ditulis di media dan bakat nulisnya sering dihubung-hubungkan dengan ayahnya, Sitok Srengenge, penyair papan atas. Kalau aku sih yakin, meski bakat itu menurun dari ayahnya, novel ini tetep kerja kerasnya sendiri. Aku semakin penasaran ketika di cover belakang novel ini sama sekali enggak ada sinopsisnya. Yang ada adalah testimonial dari orang-orang terkenal: Dewi Lestari, Riri Riza, Linda Christanty dan Fira Basuki. Intinya, mreka semua bilang novel ini asyik, ringan, renyah, cocok untuk bacaan remaja gaul. Memang itu juga yang kurasain waktu baca novel ini: ceritanya renyah dan gurih. Laire menulis dengan bahasa gaul Jakarte. Ceritanya tentang Airel yang ditaksir sama tiga cowok sekaligus (lihat covernya dong, ah!).

Fairish

Image
Rating: ★★★ Category: Books Genre: Teens Author: Esti Kinasih Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Jumlah Halaman: 303 Tahun pertama terbit: 2004 Kabarnya, novel ini juga best seller nyaingin Dealova. Tapi kira-kira aku tahu kenapa novel ini jadi bestseller. Gaya berceritanya enak banget, pas dan enggak bertele-tele. Lagian novel ini juga lumayan lucu dan enggak jayus. Soal gaya penulisan yang sudah mateng, wajar banget. Esti, penulisnya emang udah pengalaman, in other word, udah ‘angkatan tua’. Jadi gaya penceritaannya udah lebih bisa ngambil jarak dengan apa yang terjadi di dunia remaja. Kalau penulis-penulis remaja kan mereka nulis aja apa yang terjadi sehari-hari pada mereka, seperti nulis buku harian, nggak pakai refleksi segala. Mungkin juga nggak pakai sudut pandang orang lain. Haduh, jadi ruwet, ngerti nggak sih maksudku? Kisah Fairish ini juga menarik. Fairish adalah cewek biasa, mungil dan enggak ngetop di sekolah (tokoh model kayak gini yang bikin pembaca merasa: ah, Fairish tuh

Cinta Adisty

Image
Rating: ★ Category: Books Genre: Teens Author: Gisantia Bestari Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Jumlah Halaman: 288 Tahun pertama terbit: 2004 Spoiler Alert!!! Tadinya aku beli novel ini karena aku pengin baca ‘contoh’ novel yang nyeritain anak-anak SMP. Karena aku juga mau bikin novel teenlit lagi yang tokohnya anak-anak SMP. Kabarnya novel ini banyak disukai oleh anak-anak SMP. Dan ternyata… kabar itu benar banget. Kamu hanya akan menyukai novel ini jika kamu adalah anak SMP. Duh, ini emang bacaan untuk anak-anak SMP. Sama sekali tidak cucok untukku yang sudah ‘uzur’ ini. Ceritanya kelewat ringan. Tentang Adisty, cewek SMP (iya, udah tahu dari tadi!) yang naksir sama Ary-cowok baru di sekolah Adisty. [Halooow, apa ada peraturan kalau nulis teenlit harus ada cowok pindahan dari sekolah lain, dan cowok itu harus ganteng? See my review on Dealova and Fairish]. Padahal, Adisty sebenarnya ditaksir sama Ryan, yang udah sobatan lama sama dia. Then, the story goes on how Ryan struggles to g

Dealova

Image
Rating: ★★ Category: Books Genre: Teens Author: Dyan Nuranindya Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Jumlah Halaman: 303 Tahun pertama terbit: 2004 Spoiler Alert!!! This book is my 25th birthday present from The Smartest Guy On Earth (that belong to me, hehehe): Nino. He wrote inside the cover: Please always remember that you are a talented and a beautiful woman, and a wonderful and loving mother and wife. Aarrgghh, what can I say? Ehm, back to the review (kok malah ngelantur). Novel ini konon kabarnya, sampai review ini ditulis, adalah novel best seller, sudah lebih dari 60 ribu eksemplar (itung sendiri tuh Dichiel dapet royalti berapa, hehehe). Aku sendiri masih heran, kenapa kok sampai novel ini jadi best seller. Padahal cerita dan penulisannya enggak begitu istimewa. Mungkin (jadi berandai-andai) karena ini novel teenlit pertama yang diterbitkan GPU, sehingga banyak banget remaja haus bacaan yang beli novel genre baru ini. Waktu itu, GPU sudah banyak nerbitin teenlit terjemahan semacam

The Second Summer of The Sisterhood

Image
Rating: ★★ Category: Books Genre: Teens Author: Ann Brashares Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Jumlah Halaman: 409 (dan hurufnya kecil-kecil) Tahun pertama terbit: 2004 Ini juga termasuk novel yang ‘terpaksa’ kubeli karena aku butuh kupon untuk ikutan lomba. Pengin tahu juga sih, kalau novel teenlit buatan luar negeri itu kayak apa. Ternyata yah, biasa-biasa saja. In other word, novel buatan kita enggak kalah loh sama buatan Amrik sana. Novel ini sekuel dari The Summer of The Sisterhood, atau dalam terjemahan bahasa Indonesianya Celana Persaudaraan Musim Panas. Kisahnya memang tentang sepotong celana jeans yang enggak sengaja dibeli oleh Carmen. Ternyata celana itu pas dipakai oleh keempat cewek dalam geng itu: Bridget, Tibby, Lena dan tentu saja Carmen. Nggak cuman pas, celana itu juga membuat pemakainya merasa percaya diri. Lalu dimulailah cerita perjalanan pemakaian celana itu secara bergiliran ketika mereka berempat liburan musim panas. Masing-masing anak punya masalah mereka sendi

Me versus High Heels (Aku vs Sepatu Hak Tinggi)

Image
Rating: ★★ Category: Books Genre: Teens Author: Maria Ardelia Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Jumlah Halaman: 354 Tahun pertama terbit: 2004 Ini novel teenlit pertama yang kubaca (ehm, waktu itu ‘terpaksa’ beli teenlit karena harus punya formulir untuk ikutan lomba, hehehe). Kesan pertama waktu baca: Gilak, FONT-NYA GEDHE-GEDHE banget! Maklum deh, waktu itu abis baca The God Of Small Things (Arundhati Roy). Langsung jeglek deh. Ini buku anak-anak banget. Perlu penyesuaian sampai beberapa halaman pertama untuk dapat menikmati novel ini. Maklum deh, baru pertama baca ‘novel ginian’. Tapi lama-lama enjoy juga, apalagi pas ceritanya udah mulai seru. Novel ini berkisah tentang Sasha, cewek tomboy yang tiba-tiba jatuh cinta sama Arnold, cowok keren dari SMA sebelah. Love at first sight gitu deh. Terus, untuk ngedapetin si cowok keren itu, Sasha sampai rela mengubah dirinya untuk jadi feminin, persis seperti yang diinginkan Arnold. Sasha sampai repot ganti style rambut, pakai baju-baju femin