Posts

Showing posts from 2005

Welcome!

From now and then, I'll write my stories here, about love, books and dreams. You can also read my previous blog at my friendster . warm regards, malla.  

Bulan Penuh

apakah kita memandang bulan yang sama 
ketika aku termangu di jendela 
dan kau menelpon selamat malam? A.K.

Perbincangan Sabtu Malam

Sabtu kemaren, Nino meminjami aku Catatan Seorang Demonstran-nya Soe Hok Gie (dia pinjem dari Tante Ria). Whoa, kebeneran banget. Aku lagi gak punya bacaan (setelah selesai membaca Harpot, bacaanku cuma Kompas, Reader Digest dan majalah wanita ‘enggak penting’). Membaca diary Gie membawaku membuat my own film about him. Bukan ngebayangin Nico di film-nya Riri. Aku bisa menangkap jiwa Gie dari tulisan2nya, kegelisahannya, kesendiriannya dan semangatnya.
Hem, tentang buku ini diterusin ntar aja, di posting berikutnya, kalok aku udah selesai bacanya. Karena baca Gie, aku jadi punya bahan diskusi dengan Nino. Malam minggu itu kami menghabiskan malam di de Juice bar Matos, jaga stand. Nino sendiri sudah baca CSD Gie sejak dia SMA (bayangin aja, waktu aku SMA, bacaanku cuma HAI). Dia juga sudah baca diary-nya Ahmad Wahib, sejak dia SMA. Ahmad Wahib itu seangkatan Hok Gie juga. Dia mahasiswa angkatan 70-an gitu, punya pemikiran kritis dan mati muda (dengan cara yang konyol: ditabrak pengend

Miss You But Hate You

Ini tentang curhat temenku (yang terus terang bikin aku kaget banget). Maybe we can extract the moral from this story.
Untuk privacy, aku gak perlu sebutin namanya kan? "Hai, tumben OL"
"Maaaalllllll, aku mau curhat" 
"Boleh, boleh. Apa sayang?" 
"Aku jatuh cinta…"
 "Hem…" 
"Sama pria yang udah beristri"
 WHAT? Tapi aku berusaha untuk tidak kelihatan terkejut.
"Terus?"
 "Aku sekarang patah hati."
 "Weits, bentar-bentar. Cerita dari awal dong Say. Masak langsung klimaks gini. Sejak kapan kamu?" 
"Kami kenalan di FS. Dia yang pertama kirim msg dan nge-add aku. Trus kami imel2an dan ceting. Trus kami tukeran nomer hape. Trus dia nelpon aku. Lama-lama… you know laaahhh…."
 "Kamu udah tahu sejak awal kan kalok dia udah merit?" 
"Iya. Tadinya kan aku pikir gak ada salahnya kami berteman. But he is very very very very very charming, Mal. Orangnya cukup terkenal (belom

Now You Know

A start is always hard.
But being consistence is even harder. Seperti pagi ini, aku bangun dan merasa tubuhku ‘berotot kawat balung wesi’. Susah banget untuk digerakkan. Aku melakukan stretching bentar. Ugh, tetep aja masih kaku-kaku. Bahkan untuk membuka baju sendiri aja susah. Efek samping fitnes, kurasa. Huh, rasanya nggak pengen exercise lagi hari ini. Apa iya masih kuat angkat2 beban dengan lengan pegal2 gini? Sampai2 aku berharap Nindipong nggak mau ditinggal di sekolah biar aku ada alasan untuk enggak latihan. Tapi, kalok latihan cuma satu hari, apa gunanya?
Mana orang yang kemaren bilang, pengen bugar n kencang?
Whuuu… kayak orang yang bilang pengen nulis novel tapi cuman nulis judulnya doang! Daripada malu karena udah koar2, aku berangkat juga ke gym.
Dikasih latihan yang lebih berat lagi. Dan ternyata, kalau sudah dijalani, nggak seberat yang kita pikirkan. Ternyata jadi bugar itu enak. Aku menghadiahi diriku sekerat roti BreadStory hari ini, karena udah mau konsisten ne

Fitnes, Penting Gak Sih?

Today is my first day at gym.   Gara-garanya, aku reaksioner waktu Nino bilang, "Mamapong, sekarang tambah gemuk deh. Bisa nggak seperti dulu lagi?"   Whoa, jadi panas rasanya. Langsung deh besoknya aku daftar ke gym deket rumah. Hari ini mulai latihan. Satu setengah jam dengan menu yang kebanyakan menurutku untuk seorang pemula.   Melatih dada, punggung, paha, perut, lengan. Wuih! Yang lumayan menghibur adalah: di sini ketemu cowok-cowok bertubuh sentosa. huahahaha. Sehat-sehat banget. Sixpack gitu loh… Apalagi trainernya. Zaki n Hero (namanya aja udah hipos!).   Sebenarnya, penting gak sih ikut fitnes? Cuma gara-gara omongan Nino doang, atau emang aku sendiri pengen menjadi bugar? cieh…   Tapi lumayan juga sih, rasanya, abis olahraga. Pasti lebih mending daripada olahraga jari doang (ceting di YM, huehehehe). Besok, pas bangun, tinggal nunggu pegel2nya.   Trus sebulan lagi, aku pengen Nino bilang: "Kamu kok tambah seksi sekarang?" A.K.

Menonton Nicholas GIE Saputra

Aku bukan pengamat, apalagi kritikus film. Jadi, bacalah tulisan ini sebagai komentar dari orang biasa yang baru saja menonton film bagus. Kalau bukan film GIE, aku nggak akan bela-belain nonton sendirian tanpa teman (sejauh mata memandang, pada pacaran semua euy!) di bioskop yang belum pernah aku masuki pula. Untung harga tiketnya murah, karena hari Senin, dan nggak perlu antri lama. Kesan yang aku tangkap begitu film mulai berputar, sinematografi dan artistik-nya indah dan rapi sekali. Nuansa tahun 60-an terbangun dari rumah-rumah tua, tembok lumutan, menara mesjid, mobil VW yang lalu lalang, sepeda, pedagang kaki lima dengan toples bulatnya, cewek-cewek berkuncir dua. Asli jadul banget. Nggak ada setitik noda selip kelihatan jaman modern-nya (yo wis diedit tho!). Meskipun settingnya cuma itu-itu saja: rumah Gie (kordennya itu loh…), atap yang kelihatan menara mesjidnya, perempatan BATA (aha!), sekolah dan pecinan, tembok (ratapan?) sudah cukup mewakili jadul. Oh, iya, angkotnya bo

Testimonial

Testimonial I’m Somebody Else Ceritanya menyegarkan. Saya bisa kembali berimajinasi dengan rasa, letupan, sensitivitas, serta ketidakstabilan dunia remaja yang penuh keindahan semesta tak terkira. Meski dunia keartisan tidak selalu seperti yang dijabarkan sang penulis, tapi saya yakin kelak ia menjadi penulis yang andal. Happy Salma, artis. Siapa pun yang ingin keren dan beken, tapi tetap punya privasi, sebaiknya baca buku ini. Kisahnya seru, penuh tips penyamaran, petualangan yang kadang lucu kadang tegang, juga dinamika cinta remaja yang kadang lembut kadang liar dan gila! Djenar Maesa Ayu, penulis. Gue bisa ngerasain sedihnya, deg-degannya, betenya Alena, termasuk senangnya dicintai sama cowok yang jago masak. Novel ini langsung mengingatkan gue pada lirik “Not Myself”-nya John Mayer. Yang pasti, seru banget en gaul abis, gitu lho…! Kiki Tsalatsita, penulis She Hates Saturday Nights. Mama, aku suka gambar kakaknya yang biru… jangan yang kuning… Anindya Amarakamini, 3 tahun Iyo, ence

Trivia Trivia

Trivia pertama 1. sejak kapan nulis novel?
sejak adek-ku, dila,menangin lomba resensi teenlit gramedia. sejak itu aku ‘panas’ n ‘kebakaran’. langsung deh ngebut bikin novel… 2. berapa lama nulis I’m Somebody Else?
sekitar tiga bulan (udah termasuk ngambek2nya). awal desember04 sampe akhir februari 05. 3. gimana ceritanya bisa diterbitin?
waktu itu kukirim ke empat penerbit. Katakita yang pertama ngasih jawaban. Langsung oke deh… Trivia Kedua 1. siapa tokoh favorit di novel?
ehm, suka semuanya.terutama sih nama temen2 yang udah kupinjem buat figuran, he he he.kalo ada yg ngerasa mirip, itu emang elo! but paling favorit ya Laskar, alias Aska. 2. kok bisa sih namanya Laskar?
ehm, ke-inspirasi ama album dewa terbaru, he he he… trus inget temen TK namanya Aska. 3. apa yang lo suka dari Aska?
masakannya, he he… cewek mana sih yang nolak dimasakin bruschetta, salad w/ special thousand island n fruit cake? Trivia Ketiga 1. ada nggak,bagian yang elo sebel di novel?
buanyak, ha-ha… paling sebel

Kayak Gini Tho Rasanya?

Sabtu minggu lalu, aku iseng-iseng ke toko buku (abis kemana lagi? di Malang gak ada tempat asyik selain toko buku! huhuhu). JREEEEENG! Eh, ada novel yang covernya mencolok, yang nongkrong di tumpukan buku di rak paling depan. Dududuh, itu kan I’m Somebody Else? Sempet kaget juga, soalnya aku sudah pesimis, nunggu sekitar sebulan novel itu baru mampir ke Malang (di Jakarta laku keras kaleee… he he he…). Tiba-tiba, yak, sekarang… sudah ada di sana. Ada potoku yang yah, ehm, a little bit embarassing. Selanjutnya, aku gak bisa nahan senyum. Kayak orang gila gitu deh, senyum-senyum sendiri. Mana mulutnya gak bisa mingkem lagi. Gawat! Untung gak ada yang mengenaliku di Malang. I’m invisible… Aku jalan ke komputer Gramed, ngecek stok, he he he… Search apa yah? judulnya? penerbitnya? nama pengarangnya? huhuhu… jadi malu neh. Berdebar-debar, aku sms semua orang terdekat. Whuii, rasanya pengen tereak2 gitu deh. Akhirnya aku menenangkan diri dengan membeli es krim. Oh, gitu tho rasanya kala

Malamorfosis

Me, Right Now! 1. 150/44 2. gigi kelinci, dua gigi rusak, pengen nyabut nggak sempat2 3. rambut panjang yang rontok hebat 4. perut gendut, masih suka makan fastfood 5. a happy mom from a cute little girl 6. a happy wife from a-damn-smart-Nino 7. udah menelorkan satu novel keren. YES! Alhamdulillah… 8. Bahasa Inggrisnya masih payah, TOEFL cuma 513 9. belom bisa nyetir mobil (lha yang disetir belom ada…) 10. masih numpang mertua, hik 11. pengen fitnes, tapi nggak jadi-jadi 11. pengen liburan, tapi nggak sempat2 Me, Five Years From Now! 1. 150/42, diet food combining sukses 2. sexier, udah rajin fitnes 3. gigi udah dikawat rapi 4. wajah tambah kinclong, pake IRS Artistry 5. a happy Mum from two kids 6. penulis best seller 7. punya rumah dengan halaman belakang 8. punya city car yang luthuuu… 9. TOEFL at least 600 10. mendirikan penerbitan dengan Nino Me, Ten Years From Now! 1. lebih matang dan mantap 2. punya rumah dengan 2 pavilyun dan kolam renang 3. punya perpustakaan dan toko buku 4.

Cover Kinclong n' Njendul-Njendul Itu

Sabtu sore ini, aku lagi bete gara-gara lagi harinya. Bikin lemes karena buanyak banget ‘dapet’nya. (cewek pasti tahu donk!).
 Jam tiga sore, Bapak memanggil, “Mala, ada paket tuh!”
Hah? Whuah, pasti novelnya dateng!
Yup, memang novelnya. Aku langsung berha-ha-hi-hi saking senengnya.  Mama Rini ikut-ikutan heboh. “Mana, lihat, lihat!”
Dengan tergesa, aku merobek paket.
Tarrraaaa…..!!!
Sepuluh buku dengan kover kinclong dan njendul-njendul.
Hem, keren juga. Trus kubalik, hem, keren juga fotonya (ha ha ha, narsis!)
 Langsung deh, koar-koar. Sms Nino, sms Dila, telpon Dila, telpon Mama, ditelpon Nino, sms Nissa, telpon Nissa, keputus, sms lagi…
Kata Nissa (a friend in Jakarta), kemaren dia udah lihat novelku dibaca abg di Blok M.
Hah? udah ada yang beli? whua…. He he he… Nggak bisa berhenti ketawa saking senangnya.
ternyata kayak gini tho jadinya, kover kinclong yang bermasalah dan bikin aku senewen karena telat satu minggu.   Alhamdulillah. A.K.

A Lesson From My Mom

Gak tahu kenapa, tiba-tiba inget mama. Mama-ku tuh, a great person ever. Orang paling tangguh sedunia yang aku kenal. Mamaku lahir tahun 1955. Ayahnya meninggal ketika dia umur 5 tahun (jadi aku nggak pernah kenal ama kakek-ku). Dia hanya sekolah sampai kelas dua SD. Abis itu dia diasuh banyak orang dan berganti-ganti kerja kasar: mencuci piring di warung nasi, mengangkut pupuk di gunung, dll. Menginjak remaja, Mama kerja menjadi pelayan di sebuah toko kain di Muntilan. Majikannya orang Cina yang baik hati. My smart Mum, di samping bekerja, juga berusaha ‘mencuri’ ilmu dagang dari sang majikan. Mama mengumpulkan dan menabung gajinya dalam bentuk perhiasan emas. Di toko itu juga, Mama bertemu dengan Ayah, seorang penjahit. Setelah menikah, mereka memutuskan untuk mengontrak sepetak kios dan memulai usaha jahit sendiri (modalnya dari tabungan perhiasan Mama). Karena nggak bisa jahit, Mama memutuskan untuk dagang (ya di kios jahit itu). Pertamanya Mama jualan barang-barang rumah tangga

Menunggu Hari Senin

Finally… Senin ini (mulai 16/5/05), novelku udah bisa nangkring di toko buku. Selesai sudah penantian yang panjang. Terbayang sudah royalti di tangan (wuss, nggak ding! masih nunggu enam bulan lagi, hik, hik…) Lega, sudah bisa ngebut novel kedua.   Berhasil,berhasil,hore… A.K.

Yep, Punya Kantor Baru

Ternyata, kota Malang tidak bernasib semalang namanya. Ada oase di tengah kota di balik rimbunnya pohon-pohon palem di jalan ijen (beverly hills-nya malang ngono loh…). Sebuah PERPUSTAKAAN. Gedungnya gedhe, bukunya, yah, masih sedikit but it’s okey. ada ruangan buku anak-anak dengan lesehan yang cukup untuk mbacain cerita untuk Nindipong. pelayanannya bagus, petugasnya ramah-ramah. daftar anggota gampang, langsung jadi, gratis lagi. Sayangnya, oh, sayangnya, diriku bukan warga Malang. hik hik hik, nggak boleh jadi anggota. but tetep boleh masuk baca2 n liat2 buku. Akhirnya nemuin ‘kantor’ baru buat nulis. dijamin irit karena nggak harus ngeluarin duit. cuma 500 buat parkir. Yeah! A.K.

Selamat Datang!

Selamat datang di dunia cikelin. ehm…apa itu cikelin? coba perhatikan baik-baik. cikelin…ikelinc…kelinci… he he he…emang metamorfosis dari kelinci menjadi cikelin. liat aja penampakanku(baca: gigiku) yang mirip kelinci. doain cepet bisa pakai kawat gigi yah (one of my dream)   salam, cikelin.