Fairish

Rating:★★★
Category:Books
Genre: Teens
Author:Esti Kinasih
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman: 303
Tahun pertama terbit: 2004

Kabarnya, novel ini juga best seller nyaingin Dealova. Tapi kira-kira aku tahu kenapa novel ini jadi bestseller. Gaya berceritanya enak banget, pas dan enggak bertele-tele. Lagian novel ini juga lumayan lucu dan enggak jayus.

Soal gaya penulisan yang sudah mateng, wajar banget. Esti, penulisnya emang udah pengalaman, in other word, udah ‘angkatan tua’. Jadi gaya penceritaannya udah lebih bisa ngambil jarak dengan apa yang terjadi di dunia remaja. Kalau penulis-penulis remaja kan mereka nulis aja apa yang terjadi sehari-hari pada mereka, seperti nulis buku harian, nggak pakai refleksi segala. Mungkin juga nggak pakai sudut pandang orang lain. Haduh, jadi ruwet, ngerti nggak sih maksudku?

Kisah Fairish ini juga menarik. Fairish adalah cewek biasa, mungil dan enggak ngetop di sekolah (tokoh model kayak gini yang bikin pembaca merasa: ah, Fairish tuh kayak gue. Tokoh yang biasa-biasa saja membuat pembaca mempersonifikasi dirinya ke dalam tokoh itu dan membela dan mendukung apa yang dilakukan si tokoh). Terus ada murid baru namanya Davi, yang konon handsome banget dan segera jadi rebutan cewek-cewek centil di sekolah. Untuk melindungi dirinya dari kejaran cewek-cewek itu, Davi meminta Fairish untuk pura-pura jadi pacarnya. Tau gak kenapa alasannya? Karena Davi merasa nggak akan mungkin jatuh cinta sama Fairish yang ‘biasa saja’. Fairish-nya mau aja karena dia sebenarnya seneng deketan sama Davi. Lama-lama Fairish jadi suka sama Davi-iyalah, lha ganteng banget katanya. Terus suatu saat ada murid baru lagi, Alfa, cowok super nekat yang seneng sama Fairish. Karena ada saingan, Davi jadi merasa takut kehilangan Fairish. Nah, endingnya sudah bisa ditebak kan?

Saking asyiknya menikmati cerita ini dan senyum-senyum karena emang lucu, aku jadi gak menemukan kekurangan novel ini. Malah adikku, Dila, si kritikus super pedas, yang ngasih tahu. “Halah, Mbak. ceritane novel ini kan hipos banget!” Oh, iya, emang hipos banget! Hahahaha, baru sadar. Hipos means hiperbola, kosakata baru ciptaan Dila (fyi, dia masih kelas 3 di SMA 3 Jogja dan belom punya pacar. Hehehe, penting yah?).
Iya sih, Esti terkesan membesar-besarkan masalah. Masak ada adegan Fairish dipaksa sama geng cewek-cewek centil untuk mempertanggungjawabkan ‘jadian’ nya sama Davi?

Emm, semua ini bisa dilihat sih di sinetron-nya. Tapi, apa iya kalian mau nonton sinetron kayak gitu? Mending baca novelnya aja deh. Memang hipos, tapi lumayan lucu dan menghibur.

A.K.
Fyi, novel ini pernah diterbitkan oleh Media Pressindo tahun 2002, dan tidak laris. Kesimpulannya, laris enggaknya suatu novel enggak cuma tergantung dari isinya, bagus enggaknya, tapi juga dari tampilan cover, siapa penerbitnya, pelabelannya dan gimana promosinya.



Comments

i'm aLoNE said…
makasih ya resensinya...........
wahyu nurudin said…
ini novel favoritku dari dulu. aku cari kemana- mana tapi gak ketemu. gramedia, tolong butin dong.......
intan pitaloka said…
novel ny bgus bgt................... mw donk jdi fairish
wahyu nurudin said…
iya aku juga ingin jadi davi. cowok tenang keren tapi bisa mengendalikan cewek, waktu fairish mau selingkuh sama alfa. seneng juga punya pcara kayak fairish.
Qory ayu said…
ini novel yang good abizzzz.....mw dunk jd Fairish!!!!
film fairish said…
Film nya dong yg miniseri 2005 di upload ke youtube
Unknown said…
Sinetron fairish nya di upload di youtube dong. Ini keren bgt soalnya.

Popular posts from this blog

Lakemba Library

Kiriman Tak Sampai

Harness

Be Careful What You Wish For

Score!

Barbie this arvo?

SISTEM ZONASI SEKOLAH DI JERMAN: Pengalaman Lil A Masuk Gymnasium

Boxing Day

Satu, Dua, atau Tiga Kecupan?

Dewi Lestari dan Saya