Little A with her boots :) Itu komentar spontan orang-orang yang kaget melihat ukuran tubuh Little A yang mini, lebih kecil dari ukuran 'normal' teman sebayanya. Biasanya dilanjutkan dengan gumaman, "Kukira masih TK." Kalau mendengar yang seperti ini, saya nggak bisa menyembunyikan ekspresi takjub saya. Orang ini mikir nggak kalau ucapannya di depan anak saya langsung bisa menyakiti perasaannya. Little A sempat minder karena ukuran badannya yang kecil. Dia tambah se dih karena orang dewasa terang-terangan mengatakan kalau dia kecil. Ini salah satu reverse culture shock yang harus dia atasi, karena kebiasaan orang-orang di Sydney, apalagi yang belum kenal dekat, pasti hanya mengatakan hal-hal baik di depan anak. Misalnya memuji pilihan baju atau gaya rambutnya hari ini, atau bilang kalau wajahmu kelihatan cerah pagi ini. Little A pernah mengeluh kalau di sini orang jarang memuji, lebih sering mencela. Saya katakan padanya untuk menerima kenyataa...
Contoh tampilan rekening investasi di Bank Commonwealth Beberapa hari ini saya mendapat pertanyaan dari beberapa teman, "Bagaimana memulai investasi reksadana?" Karena jawabannya bisa panjang, saya tulis saja di blog. Mungkin berguna juga buat yang lain. Teman saya juga bilang, pakai bahasa sederhana saja, ojo ndakik-ndakik , nanti malah nggak mudheng . Beres lah, wong saya juga nggak bisa bahasa yang ribet. Disclaimer : Saya bukan ahli/perencana keuangan, dan tidak dibayar oleh Bank Commonwealth. Yang saya tulis adalah dari pengalaman dan dengan bahasa saya sendiri. Sekiranya ada fakta-fakta yang salah atau menyesatkan (duh, bahasanya), tolong ditulis di komentar ya, nanti akan saya edit kalau perlu. Apa Itu Reksadana? Gampangannya, Reksadana (RD) adalah kumpulan dana dari masyarakat yang dikelola oleh Manajer Investasi untuk dibelikan efek (surat berharga) seperti saham, obligasi (surat utang), sertifikat deposito dll. Jadi kalau kita beli reksadana, kita ikut ...
Di Sydney University ada dua macam wisuda: yang beneran dan yang bohong-bohongan. Beruntung Nino bisa mengikuti wisuda yang beneran, asli. Biasanya, international student (siswa yang berasal dari luar Australia, baik yang mendapat beasiswa maupun yang bayar sendiri) langsung pulang kampung begitu studinya selesai. Padahal wisuda baru akan dilaksanakan kurang lebih 9 bulan (atau satu setengah semester setelah masa studi selesai. Karena itu, banyak dari mereka yang tidak dapat mengikuti wisuda (kecuali yang mampu beli tiket pp dari negara asal, khusus untuk menghadiri wisuda). Untuk mengobati kekecewaan para siswa yang tidak bisa mengikuiti wisuda, maka pihak Sydney Uni membuat semacam wisuda bohong-bohongan dengan istilah keren: homecoming seminar . Pada acara ini, para 'lulusan' boleh menyewa toga dan berfoto-foto bersama di Quadrangle (Gedung pusat Sydney Uni). Tak lupa, disediakan kue-kue dan minum-minum. Suami saya menyelesaikan studinya Agustus 2008. Selesai disini b...
Syukurlah acara pergi ke dokter di sini enggak pakai was-was akan diperlakukan buruk, atau malah berakhir di penjara. Saya miris sekali membaca berita tentang Ibu Prita yang dipenjara gara-gara mengeluhkan buruknya layanan kesehatan yang diterimanya melalui surat elektronik pribadi. Saya tidak tahu apakah memang semua kejadian yang ditulis Ibu Prita benar, tapi tidak akan ada asap kalau tidak ada api. Sangat mungkin keluhan dia benar mengingat kebiasaan kebanyakan orang Indonesia yang tidak protes kalau belum keterlaluan banget. Beda dengan orang sini yang sangat 'demanding'. Dokter-dokter yang ditulis Ibu Prita mungkin merasa sudah memperlakukan dia dengan baik. Mungkin sudah sesuai standar prosedur seperti biasanya. Tapi seperti apa sih standar pelayanan dokter di Indonesia? Apa mereka sudah mendengarkan pasien dengan baik? Apa mereka menjawab dan menjelaskan pertanyaan pasien? Apa mereka bersedia menjelaskan kegunaan obat yang diberikan? Apa mereka bersedia memberikan ...
Di Sydney dilarang tersesat. Di Indonesia sih gampang, kalau tersesat tinggal tanya penjual teh botol di pinggir jalan, atau tanya tukang tambal ban. Di sini, kalau nggak tahu jalan ya nggak bakalan bisa pulang. Kalau maksa nanya sama orang paling jawabannya, " Dunno Mate ." Itu sebabnya semua orang wajib memiliki peta jalan. Kalau ingin peta jalan yang komplit ya harus punya buku setebal buku telepon itu. Di sini, peta jalan diterbitkan dan diperbarui setiap tahun, jadi kalau ada pembangunan jalan atau fasilitas baru, langsung ketahuan di peta. Beda dengan peta jalan Surabaya terbitan Periplus tahun 2007 yang saya gunakan dulu. Nggak sama antara peta dan kenyataan. Kami pernah mencari alamat dengan menyusuri jalan di daerah Barata Jaya, eh, tiba-tiba jalannya menghilang, padahal di peta masih ada. Hem, salah strategi deh. Di Surabaya memang lebih manjur tanya tukang tambal ban daripada baca peta. Kalau males (atau nggak bisa) baca peta, bisa numpang tanya sama O...
Tinggal di Sydney membuat saya kekurangan suplai bacaan bergizi, terutama novel-novel Indonesia terbaru. Memang sih, di sini saya bisa membaca novel-novel berbahasa Inggris terbaru. Tinggal pinjam di perpus, gratis. Saya mudah mendapatkan novel Stephenie Meyer setelah Twilight, buku fairytale terbaru JK Rowling, novel Gossip Girl dan lanjutannya: IT Girl. Saya juga punya koleksi diary Adrian Mole, Jodi Picoult dan Judy Blume. Saking banyaknya buku dan sedikitnya waktu, buku-buku dari perpus hanya numpang lewat saja di rak buku saya, mabuk pinjam dan dikembalikan lagi setelah tiga minggu. Bahkan saking kemaruknya saya pernah bawa pulang My Sister Keeper dari perpus, padahal saya sudah punya bukunya di rumah (hasil berburu dari Book Sale). Asyiknya, saya bisa 'belajar' bercerita dari novel-novel itu. Saya suka sekali gaya cerita Cecily von Ziegesar, penulis serial Gossip Girl (diterjemahkan nggak ya di Indo?). Ceritanya nakal sekali, tapi penulisnya pintar bertutur, membuat pemb...
Enaknya tinggal di Sydney, ada taman bermain di tiap RW-nya. Bukannya ada RW beneran, tapi di tiap blok perumahan pasti ada fasilitas tamannya. Asyiknya, taman-taman ini luas, bersih dan gratis. Ada bermacam-macam taman di sini, antara lain taman bermain (playground), taman untuk berolahraga (ada lapangan olahraganya dong...), taman untuk barbekyu, atau sekedar taman rumput doang. Taman bermain yang paling dekat dengan apartemen kami adalah Hampden Road Reserve, jaraknya 6 menit jalan. Luasnya kira-kira setengah lapangan sepak bola. Di tengah-tengah ada satu set permainan anak-anak: ayunan, perosotan dan anjut-anjutan. Di samping mainan anak-anak, ada satu bidang tanah lapang yang cocok untuk main bulu tangkis (cuman nggak ada tiang untuk net). Taman juga selalu dilengkapi bangku-bangku taman dan pancuran air untuk minum. Tiap sore, taman ini ramai sekali anak-anak bermain, maklumlah pemukiman padat anak. Kalau sudah ramai begini biasanya Anindya ogah bermain, mungkin malas harus menan...
Siapa sih yang suka diikat-ikat? Orang (dan bayi) normal pasti enggak seneng kalau nggak bisa bebas bergerak. Begitu juga Ayesha. Di NSW, masalah keselamatan sangat diperhatikan. Makanya peraturan tentang safety benar-benar strict . Di mobil, semua penumpang wajib menggunakan sabuk pengaman, baik yang di depan maupun yang di belakang. Sementara untuk anak-anak, mulai dari bayi baru lahir sampai usia 6 tahun, wajib menggunakan kursi mobil khusus. Kursi ini didesain untuk menyesuaikan sabuk pengaman dengan ukuran tubuh anak-anak. Ketika pertama kali naik taksi dari bandara, kami menggunakan taksi khusus yang ada kursi bayinya. Ayesha (10 bulan) tidak suka duduk di kursi bayi dan menangis sepanjang perjalanan. Repotnya, saya tidak bisa menenangkannya dengan memangku atau menggendong. Di sini, rules are rules , daripada ditilang sama Ranger . Mungkin Ayesha merasa tidak nyaman karena di Indonesia terbiasa duduk dipangku, atau duduk sendiri atau malah berdiri sambil lihat pemandangan di b...
Ketika di Indonesia, musuh utama saya adalah toilet umum. Di mana-mana kok nggak ada toilet umum yang bersih, wangi dan gratis. Kecuali di hotel berbintang kali ya... (jarang ke sana). Di Mal besar aja nggak begitu bersih, udah gitu bayar pula. Di bandara internasional, yaa lumayanlah, tapi masih di bawah standar saya. Di kereta? Duh, yang ini saya nggak berani komentar. Di Sydney, toilet umum nya rata-rata lebih bagus daripada toilet saya di apartemen. Bersih, kering, wangi, selalu ada tissuenya dan wastafel dengan sabun cuci tangan. Jadi saya tidak perlu was-was kalau bepergian, tidak perlu menahan-nahan segala. Musuh utama saya di sini adalah tangga stasiun. Perlu diketahui kalau stasiun kereta di sini tidak pernah selevel dengan jalan. Bisa di atas atau di bawah jalan raya, sehingga rel kereta tidak berpotongan langsung dengan jalan. Karena itu selalu ada tangga naik atau turun menuju platform stasiun. Di beberapa stasiun besar atau stasiun baru sudah tersedia fasilitas lift . T...
Rating: ★★ Category: Books Genre: Teens Author: Laire Siwi Mentari Penerbit: KataKita Jumlah Halaman: 196 Tahun pertama terbit: 2004 Aku penasaran banget sama novel ini. Sering disebut-sebut di berbagai media sebagai novel best seller (dan emang iya). Laire sendiri sering ditulis di media dan bakat nulisnya sering dihubung-hubungkan dengan ayahnya, Sitok Srengenge, penyair papan atas. Kalau aku sih yakin, meski bakat itu menurun dari ayahnya, novel ini tetep kerja kerasnya sendiri. Aku semakin penasaran ketika di cover belakang novel ini sama sekali enggak ada sinopsisnya. Yang ada adalah testimonial dari orang-orang terkenal: Dewi Lestari, Riri Riza, Linda Christanty dan Fira Basuki. Intinya, mreka semua bilang novel ini asyik, ringan, renyah, cocok untuk bacaan remaja gaul. Memang itu juga yang kurasain waktu baca novel ini: ceritanya renyah dan gurih. Laire menulis dengan bahasa gaul Jakarte. Ceritanya tentang Airel yang ditaksir sama tiga cowok sekaligus (lihat covernya dong, ah!)....
Comments
kapan yach, wajahku nongol diharian umum kotaku.
=D
*suatu saat dech..itu pasti..asal bukan harian kriminal. halah...!!
yg jelas dunk mal,,,