Televisi untuk Anindya

Saya dan Nino bukan penggemar televisi. Buktinya, sewaktu tinggal di Marrickville (2007 - 2008), hidup kami baik-baik saja dengan televisi ber-antena rusak. Tidak ada yang berniat memperbaiki atau membeli yang baru.

Tapi kadang kami perlu televisi untuk hiburan bagi Anindya (7 tahun), yang cepat sekali bosan meskipun sudah punya nintendo wii, puluhan DVD dan seorang adik.

Untungnya, di sini mudah menemukan siaran bermutu untuk anak-anak. Misalnya ABC, televisi pemerintah, mempunyai program ABC Kids yang tayang pagi, jam 6 - 10, dan sore jam 3 - 5.30. Program-program yang ada di sini antara lain Bananas in Pyjamas, Play School, The Wiggles Show, In The Night Garden (favorit Ayesha) dan Shaun The Sheep (favorit saya). Bagusnya, tayangan di ABC tanpa iklan sama sekali.

Di luar jam tersebut biasanya Anindya tidak menonton TV. Atau, kalaupun menonton, harus program yang klasifikasinya G (general) atau PG (parental guidance). Tentu saja untuk program yang kedua, orang tuanya harus benar-benar mendampingi nonton. Di sini, semua program punya klasifikasi yang ditayangkan sesaat sebelum program dimulai, disertai dengan peringatan terhadap isi tayangan. Jadi sebelum menonton, kami tahu apa tayangan tersebut ada adegan kekerasannya, bahasa yang kasar, adegan penggunaan narkoba, adegan bunuh diri, adegan bugil atau adegan sex. Semua tayangan yang berisi adegan yang saya sebutkan tadi klasifikasinya M atau MA (mature audience). Untuk menegakkan aturan menonton di rumah, kami juga harus disiplin mematikan televisi kalau kami sedang nonton tayangan dewasa dan tiba-tiba Anindya nongol. Untungya Anindya juga disiplin dan tidak begitu tertarik dengan tayangan untuk dewasa.

Di Indonesia, repot sekali memilih tayangan untuk anak-anak. Setahu saya, tidak ada jam menonton khusus untuk anak-anak kecuali hari Minggu, itu pun penuh dengan iklan yang bikin anak-anak rewel minta ini itu. Alhasil, tayangan favorit Anindya waktu di Surabaya adalah Abdel dan Temon. Gawat kan? Klasifikasinya apa tuh? Padahal saya sendiri tidak pernah menonton (apalagi kecanduan) sinetron. Untungnya, Tante dan Om tempat kami menumpang mengambil langkah berlangganan Indovision, sehingga Anindya bisa nonton Disney Channel, Disney Playground, Nickelodeon dan Cebebies yang menurut saya lebih 'aman' daripada sinetron Indonesia.

A.K.

Comments

fiuh, memang lebih baik anak-anak diamankan di sana daripada di Indonesia..hehehe

btw, emang ayesha mudeng opo?
indah zetha said…
Betul sekali... Harusnya ada jam nonton khusus untuk anak2...
ade kumalasari said…
wah, Ayesha langsung teriak-teriak begitu show dimulai. tokoh-tokohnya mirip sama teletubbies.
ade kumalasari said…
bener, dan jam nya beda sama jam orang dewasa.
Fakhri Zakaria said…
kalo saya dulu favoritnya si unyil sama sahabat pilihan...ya sejelek-jeleknya jaman Orba, sekejam-kejamnya harmoko dan departemen penerangan-nya masih mending lah kita anak-anak kecil waktu itu mendapatkan tayangan yang pantes buat perkembangan kita di masa itu...
yuyun widanarti said…
setuju jak!!! kita masih beruntung waktu itu...ga kayak jaman sekarang ga ada batasan mana tontonan khusus anak-anak dan dewasa....

mbak mala,,manfaatkanlah waktu ini sebaik mungkin untuk menanamkan hal-hal yang layak untuk masa kanak-kanak anak-anakmu....
ade kumalasari said…
saya juga suka si unyil. jamanku kecil dulu belum ada tv swasta. harusnya tvri bertanggung jawab u bikin siaran anak (dan dewasa) yang bermutu ya.
*bermimpi tvri bisa sebagus abc*
ade kumalasari said…
baiklah, Yun, akan kuingat selalu nasehatmu.
*wink wink*
ade kumalasari said…
jadi setelah anak-anak tidur, kita bisa nonton tayangan dewasa, begitu?
yuyun widanarti said…
hmm....seperti susah sekali terwujudnya...
tapi tetap saya amini, mbak....
amiiiiinnn..................
ade kumalasari said…
harusnya para lulusan komunikasi ini bisa mereformasi TVRI. jangan malah kerja rodi di tv swasta. bukan begitu?
Fakhri Zakaria said…
saya malah pengen menguasai tv swasta mbak ha..ha..ha, nanti gampang lah soal programming, bisa lah kita atur-atur kalo duitnya lancar...
maka dari itulah mbak, kuutarakan impianku kerja di TVRI kan beberapa waktu lalu, hahahah
ervin sunardy said…
betul indonesia gak pny tuh jam khusus untuk anak2. kadang2 film kartun ada yang berisi adegan atau kata2 yg tidak sesuai untuk anak2 (such : sinchan, apalagai abdel n temon), gak ada yg mendidiknya.

banana in pyjamas ? kok jadul amat? ini perasaan tahun 90 an ada deh.
ade kumalasari said…
wah, mulia sekali cita-citamu, Dek.
sayang gajinya tidak menjanjikan ya?
ade kumalasari said…
sinchan tuh harusnya untuk dewasa ya.
di sini the simpson aja klasifikasi PG, tayang jam 8 malam, bukan di jam anak-anak lagi.
ervin sunardy said…
the simpson? kangen sama kartun itu deh
haha
disini udah gak diputer lg
paling liat ditv kabel itu jg jarang.

henny rupita said…
Sussah nyari tayangan buat anak, termasuk buat kita-kita juga!
Nonton maunya rileks... malah ngomel... bikin empet ati mending nulis di empi.
ade kumalasari said…
bener, mending blog walking, hehehe
Leila Niwanda said…
Halaman ini sempet kena blok waktu mau dibuka... rupanya karena ada kata-kata itu ya, hehehe...
Kalau sudah begini memang ortu harusnya jadi filter paling mendasar... Jadi biarpun anak bisa nonton di tempat tetangga/teman misalnya, yang penting dasarnya sudah paham. Tapi ya bakal lebih asyik memang kalau para pemilik stasiun TV itu 'mau bekerja sama' alias nggak mikirin keuntungan semata....
ade kumalasari said…
setuju. enaknya di sini, panduan nonton tv juga masuk kurikulum di sekolah. tadi Anindya cerita kalau di sekolah mereka diskusi tentang klasifikasi program.

Popular posts from this blog

Memulai Investasi Reksadana

Live The Dream

Fitnes, Penting Gak Sih?

"LHO MASIH KECIL KOK SUDAH KELAS 2?"

Love at Every Byte

Kiriman Tak Sampai

Penulis Kurang Gizi

Testimonial

The Drama