Oleh - Oleh Dari Sydney Writer's Festival

Saya sudah pesan jauh-jauh hari ke Nino untuk menjaga anak-anak agar saya bisa ikut satu kelas Sydney Writer's Festival.

Sebenarnya banyak sekali kelas yang bisa diikuti, mengingat festival ini menghadirkan ratusan penulis lokal dan internasional. Cakupan tema yang digulirkan juga luas, dari kepenulisan buku anak-anak dan remaja sampai kepenulisan tentang penduduk pribumi. Dari buku tentang musik, makanan, skenario, puisi, perjalanan sampai buku sejarah dan politik.

Acara ini diadakan di Sydney Dance Company, semacam sekolah tari di Walsh Bay, sebelah jembatan Sydney yang terkenal itu. Tempatnya asyik, cocok untuk duduk-duduk minum kopi dan makan kue-kue sambil ngobrolin buku-buku terbaru.

Di hari terakhir festival, saya berkesempatan mengikuti diskusi panel dengan tema:
Don’t Tell the Teenagers: Young Adult Fiction That’s "Too Hard" for Young Adults. Pembicaranya adalah tiga orang penulis novel remaja kenamaan: Mal Peet (UK), MT Anderson (US) and Margo Lanagan (Aussie). Biar nyambung dan nggak bengong di kelas, saya sudah mencari (dan membaca) buku mereka yang saya pinjam dari perpustakaan.

Diskusi berlangsung satu jam. Inti diskusi mereka adalah bagaimana memposisikan bacaan remaja. Apakah penulis novel remaja harus mengikuti selera dan tren saja atau mereka bisa menulis untuk menggelitik pikiran dan imajinasi remaja. Anderson, yang novel remajanya Octavian Nothing, dikritik sebagai novel yang terlalu berat untuk remaja, membela diri dengan mengatakan janganlah kita terlalu meremehkan kemampuan membaca mereka. Banyak remaja yang meneruskan membaca 'buku-buku berat' mes
kipun mereka belum mengerti sebagian isinya karena ingin tahu dunia dewasa yang akan mereka masuki.

Menarik juga mengikuti diskusi semacam ini, meskipun saya masih tertatih-tatih mencoba mengerti maksud dibalik kosakata canggih bahasa Inggris mereka. Anindya langsung bosan begitu masuk ruangan. Dia berusaha keras menyibukkan diri dengan mainan pixel chix-nya selama satu jam. Untung Ayesha tidur di stroller sehingga Nino bisa masuk, menjadi juru foto dan penerjemah pribadi.

Dua tahun yang lalu ada penulis dari Indonesia yang diundang: Ayu Utami dan seorang penyair dari Bali, saya lupa namanya. Saya sudah datang ke acara tersebut, ternyata kelas Ayu Utami dibatalkan, nggak tahu alasannya apa. Sayangnya, untuk tahun lalu dan tahun ini, tidak ada penulis dari Indonesia yang diundang.

Sebenarnya setelah kelas yang saya ikuti, masih ada kelas yang menarik: The Secret of Writing Fantasy for Young Adult. Saya pengen ikut, tapi anak-anak sudah capek. Akhirnya kami lihat-lihat sebentar toko buku sponsor festival ini kemudian pulang. 

Acara ini ada setiap tahun. Jadi kalau ada teman-teman yang mau ikut, mampirlah ke Sydney sekitar bulan Mei. Nanti saya antar ke writer's festival dan saya traktir kopi.

A.K.
foto-foto yang lain silakan diklik di sini.


Comments

adelina fauzie said…
wah...tawaran menarik...menabung dulu dari sekarang:D
yang mau saya datangin dulu yang ubud festival, oktober ini acaranya, mala.
mudah2an bisa ke sydney juga, ya... thank you utk ceritanya.

oya, penyair dari bali yang kamu lupa namanya itu, oka rusmini, bukan? soalnya penyair dari bali yg saya tau ya mba oka itu...hehehe..sapa tau dya.
Imazahra Chairi said…
Mauuuuuuuuuuuuuu! :-p

Akomodasi numpang inep di rumahmu ya Say :-p
hihihi :-D
Massol Panjava said…
tengkyu mba' dah bagi-bagi
ade kumalasari said…
Ubud festival malah belum pernah, hiks.
Bukan Oka Rusmini, penyair nya laki-laki kok, duh, siapa ya? *feels quilty kok nggak ingat2 juga*
ade kumalasari said…
siap!!! asal dapat buku LDL plus tanda tangan penulisnya, hehehe...
ade kumalasari said…
you are welcome
Fakhri Zakaria said…
Lah terus dari Magelang ke Sydney-nya saya naek apaan mbak ?
ade kumalasari said…
ya naik becak atau andong gitu...
Imazahra Chairi said…
Bereslah itu :-p
haha, bagus bagus...
duh mbak, asik banget sih...keren tenan acaranya..di sini kok belum ada ya kayana, apa aku yang gaptek, tapi kalo aku ke sana so pasti harus bawa kamus electric atau membawa mas nino, ahahaha
ade kumalasari said…
di Indo adanya Ubud Writer's Festival di Bali. coba kalau di Jogja ada ya, asyik bgt.
btw, sewa masnino kamus berjalan mahal loh...
wowowowowow, sewaaaaan..hehehe

Popular posts from this blog

HIDUP BOLEH SEDERHANA, PENDIDIKAN JANGAN SEDERHANA

Time Flies When You Put Your Baby at Childcare

Bahasa Ayesha

Berbunga-bunga Karena Bunga: Catatan Dua Puluh Tahun Bersama

The Devil Wears Prada

Pack, Unpack, Repack

MAS MENTERI, TOLONG KAMPANYEKAN MEMBACA UNTUK KESENANGAN

Naik Garuda

ACCEPTANCE