Wisuda: Beneran vs Bohongan
Di Sydney University ada dua macam wisuda: yang beneran dan yang bohong-bohongan. Beruntung Nino bisa mengikuti wisuda yang beneran, asli.
Biasanya, international student (siswa yang berasal dari luar Australia, baik yang mendapat beasiswa maupun yang bayar sendiri) langsung pulang kampung begitu studinya selesai. Padahal wisuda baru akan dilaksanakan kurang lebih 9 bulan (atau satu setengah semester setelah masa studi selesai. Karena itu, banyak dari mereka yang tidak dapat mengikuti wisuda (kecuali yang mampu beli tiket pp dari negara asal, khusus untuk menghadiri wisuda). Untuk mengobati kekecewaan para siswa yang tidak bisa mengikuiti wisuda, maka pihak Sydney Uni membuat semacam wisuda bohong-bohongan dengan istilah keren: homecoming seminar. Pada acara ini, para 'lulusan' boleh menyewa toga dan berfoto-foto bersama di Quadrangle (Gedung pusat Sydney Uni). Tak lupa, disediakan kue-kue dan minum-minum.
Suami saya menyelesaikan studinya Agustus 2008. Selesai disini berarti sudah mengumpulkan thesis. Soal lulus enggaknya, baru diketahui tiga bulan kemudian. Karena itu, Nino menolak mengikuti wisuda bohongan yang diadakan Juli 2008. Lha wong thesis aja belum selesai, masa mau wisuda?
Beruntung kami kembali ke Sydney, sehingga Nino bisa mengikuti wisuda beneran. Kali ini, saya ingatkan dia jauh-jauh hari untuk menyewa toga, trencher dan hood. Mahalnya nggak ketulungan, $90 untuk 5 jam pemakaian.
Yang wisuda dia, yang heboh saya. Jauh-jauh hari saya sudah mempersiapkan baju untuk datang wisuda. Kebaya dan kain jauh-jauh diimpor dari Indo. Kapan lagi bisa pakai kebaya di Sydney Uni?
Acaranya efisien sekali. Lima belas menit sebelum acara, para wisudawan dan tamu undangan memasuki Great Hall, di sayap timur Quadrangle. Sesi wisuda kali ini diikuti 223 wisudawan dari dua fakultas. Masing-masing wisudawan boleh membawa 3 orang undangan. Jam dua tepat acara dimulai dengan recital piano. Selanjutnya anggota academic board memasuki ruangan. Saya terpesona dengan jubah dan topi yang mereka kenakan. Rasanya seperti di film Harry Potter saja. Apalagi ada profesor yang membawa tongkat lambang universitas. Acara langsung dilanjutkan dengan memanggil satu-persatu wisudawan. Saya menarik nafas lega setiap kali Dekan melewati nama wisudawan yang tercantum di proceeding. Hem, ini pasti yang nggak punya ongkos tadi, hehehe...
Dalam satu jam acara selesai. Untung saja Anindya dan Ayesha tidak ikut masuk ruangan. Anindya sudah tahu kalau acaranya bakalan 'boring'. Maka saya titipkan anak-anak ke teman kami, Nana. Selesai acara, kami langsung menyerbu tenda-tenda yang menyediakan minuman dan kue-kue, takut kehabisan berebut sama bule-bule. Saya langsung minum jus jeruk tiga gelas saking hausnya.
A.K.
Foto-foto bisa diklik di sini.
Biasanya, international student (siswa yang berasal dari luar Australia, baik yang mendapat beasiswa maupun yang bayar sendiri) langsung pulang kampung begitu studinya selesai. Padahal wisuda baru akan dilaksanakan kurang lebih 9 bulan (atau satu setengah semester setelah masa studi selesai. Karena itu, banyak dari mereka yang tidak dapat mengikuti wisuda (kecuali yang mampu beli tiket pp dari negara asal, khusus untuk menghadiri wisuda). Untuk mengobati kekecewaan para siswa yang tidak bisa mengikuiti wisuda, maka pihak Sydney Uni membuat semacam wisuda bohong-bohongan dengan istilah keren: homecoming seminar. Pada acara ini, para 'lulusan' boleh menyewa toga dan berfoto-foto bersama di Quadrangle (Gedung pusat Sydney Uni). Tak lupa, disediakan kue-kue dan minum-minum.
Suami saya menyelesaikan studinya Agustus 2008. Selesai disini berarti sudah mengumpulkan thesis. Soal lulus enggaknya, baru diketahui tiga bulan kemudian. Karena itu, Nino menolak mengikuti wisuda bohongan yang diadakan Juli 2008. Lha wong thesis aja belum selesai, masa mau wisuda?
Beruntung kami kembali ke Sydney, sehingga Nino bisa mengikuti wisuda beneran. Kali ini, saya ingatkan dia jauh-jauh hari untuk menyewa toga, trencher dan hood. Mahalnya nggak ketulungan, $90 untuk 5 jam pemakaian.
Yang wisuda dia, yang heboh saya. Jauh-jauh hari saya sudah mempersiapkan baju untuk datang wisuda. Kebaya dan kain jauh-jauh diimpor dari Indo. Kapan lagi bisa pakai kebaya di Sydney Uni?
Acaranya efisien sekali. Lima belas menit sebelum acara, para wisudawan dan tamu undangan memasuki Great Hall, di sayap timur Quadrangle. Sesi wisuda kali ini diikuti 223 wisudawan dari dua fakultas. Masing-masing wisudawan boleh membawa 3 orang undangan. Jam dua tepat acara dimulai dengan recital piano. Selanjutnya anggota academic board memasuki ruangan. Saya terpesona dengan jubah dan topi yang mereka kenakan. Rasanya seperti di film Harry Potter saja. Apalagi ada profesor yang membawa tongkat lambang universitas. Acara langsung dilanjutkan dengan memanggil satu-persatu wisudawan. Saya menarik nafas lega setiap kali Dekan melewati nama wisudawan yang tercantum di proceeding. Hem, ini pasti yang nggak punya ongkos tadi, hehehe...
Dalam satu jam acara selesai. Untung saja Anindya dan Ayesha tidak ikut masuk ruangan. Anindya sudah tahu kalau acaranya bakalan 'boring'. Maka saya titipkan anak-anak ke teman kami, Nana. Selesai acara, kami langsung menyerbu tenda-tenda yang menyediakan minuman dan kue-kue, takut kehabisan berebut sama bule-bule. Saya langsung minum jus jeruk tiga gelas saking hausnya.
A.K.
Foto-foto bisa diklik di sini.
Comments
ribut atuh bu. hahha