Hampden Road Reserve

Enaknya tinggal di Sydney, ada taman bermain di tiap RW-nya. Bukannya ada RW beneran, tapi di tiap blok perumahan pasti ada fasilitas tamannya. Asyiknya, taman-taman ini luas, bersih dan gratis.

Ada bermacam-macam taman di sini, antara lain taman bermain (playground), taman untuk berolahraga (ada lapangan olahraganya dong...), taman untuk barbekyu, atau sekedar taman rumput doang.

Taman bermain yang paling dekat dengan apartemen kami adalah Hampden Road Reserve, jaraknya 6 menit jalan. Luasnya kira-kira setengah lapangan sepak bola. Di tengah-tengah ada satu set permainan anak-anak: ayunan, perosotan dan anjut-anjutan. Di samping mainan anak-anak, ada satu bidang tanah lapang yang cocok untuk main bulu tangkis (cuman nggak ada tiang untuk net). Taman juga selalu dilengkapi bangku-bangku taman dan pancuran air untuk minum.

Tiap sore, taman ini ramai sekali anak-anak bermain, maklumlah pemukiman padat anak. Kalau sudah ramai begini biasanya Anindya ogah bermain, mungkin malas harus menanti giliran. Lagian dia merasa dirinya sudah 'besar' dan tidak begitu tertarik main-main seperti ini lagi. Tapi kalau lagi sepi, Anindya semangat sekali menemani adiknya, Ayesha bermain.

Saya ingat waktu tinggal di Surabaya dulu, Anindya sempat bertanya, "Ma, kapan kita jalan-jalan yang enggak ke Mal?" Duh, memang setiap akhir pekan kalau jalan-jalan kami pasti menuju Mal. Mau kemana lagi? Taman bermain tidak ada lagi. Hem, mungkin masih ada, tapi tidak sedekat dan senyaman di sini. Beruntunglah kami di sini, anak-anak bisa bermain di luar ruang, sesering yang mereka mau.



A.K.


Comments

Dini Rachmawati said…
Asyik ya.. coba di Malang ada kayak gitu..
indah zetha said…
Kenapa ya di sini (baca : indonesia) orang lebih tertarik untuk bangun mall drpd taman seperti itu??
Yeah, ada sih tempat bermainnya...
Tapi beda aja kalo mainnya di tempat terbuka hijau, udaranya bersih, dan enggak ada musik yg keras minta ampun (sampe mesti teriak kalo mo ngomong)...
ade kumalasari said…
di Malang ada playground kan? di sebelah Matos. cuman bayar dan panas banget ya?
ade kumalasari said…
soalnya pemerintahnya cuman pengen duit, nggak pengen melayani masyarakat. bikin aturan guna lahan juga nggak pernah ditaati *sebel mode on*

haha, that loud music made me crazy... aaarrrgh...
Dini Rachmawati said…
Maksudnya pengen ada playground yang gratis gitu.. biasanya kalo mau gratis ke TK dekat rumah, he..he..
Leila Niwanda said…
Nyamannya ya ada fasilitas seperti ini...
ade kumalasari said…
Anindya pas di Surabaya juga mainnya di sekolah. untung sekolahnya bagus, ada playground yang luas kayak untuk outbond gitu.
ade kumalasari said…
iya, asyik, deket rumah lagi.
Fakhri Zakaria said…
di Indonesia ruang publik yang representatif memang kurang ya, kalaupun ada harus mbayar untuk kenyamanan itu semua hik..hik..hik..(contoh kasus : Bogor Botanical Garden a.k.a Kebun Raya Bogor, 10ribu..)
ade kumalasari said…
lapor! saya belum pernah ke Kebun Raya Bogor, hiks hiks...

Popular posts from this blog

SISTEM ZONASI SEKOLAH DI JERMAN: Pengalaman Lil A Masuk Gymnasium

Satu, Dua, atau Tiga Kecupan?

Dewi Lestari dan Saya

Naik Garuda

Bagaimana Mengajari Anak Menulis?