Contoh tampilan rekening investasi di Bank Commonwealth Beberapa hari ini saya mendapat pertanyaan dari beberapa teman, "Bagaimana memulai investasi reksadana?" Karena jawabannya bisa panjang, saya tulis saja di blog. Mungkin berguna juga buat yang lain. Teman saya juga bilang, pakai bahasa sederhana saja, ojo ndakik-ndakik , nanti malah nggak mudheng . Beres lah, wong saya juga nggak bisa bahasa yang ribet. Disclaimer : Saya bukan ahli/perencana keuangan, dan tidak dibayar oleh Bank Commonwealth. Yang saya tulis adalah dari pengalaman dan dengan bahasa saya sendiri. Sekiranya ada fakta-fakta yang salah atau menyesatkan (duh, bahasanya), tolong ditulis di komentar ya, nanti akan saya edit kalau perlu. Apa Itu Reksadana? Gampangannya, Reksadana (RD) adalah kumpulan dana dari masyarakat yang dikelola oleh Manajer Investasi untuk dibelikan efek (surat berharga) seperti saham, obligasi (surat utang), sertifikat deposito dll. Jadi kalau kita beli reksadana, kita ikut
I don't make resolution at new year, but at my birthday. Last year, I wanted these , and thank God, two of my dreams came true. I don't understand why some people don't have any goal in their life. It's quite absurd if one say, "Ah, I just go with the flow... let it flow like water." Ha, even water has it's own goal: to the sea. I was that kind of person, when I was in my first and second year at Uni. I called it my dark ages. I just didn't know what I was doing and where I was heading. It's comfy not to think about the scary future and not taking any risks, but also I felt useless. The worst part, I became a burden to my parents, and anyone else. Now, I am the kind of person who exactly know what I want, what I am going to do and what I'll say in my prayer. God is Mercifull. It's like we underestimate Him if we don't ask for His Blessing. Oh, okey, here they are, Bismillah, my three wishes this year: 1. Publish two best-selling novel
Today is my first day at gym. Gara-garanya, aku reaksioner waktu Nino bilang, "Mamapong, sekarang tambah gemuk deh. Bisa nggak seperti dulu lagi?" Whoa, jadi panas rasanya. Langsung deh besoknya aku daftar ke gym deket rumah. Hari ini mulai latihan. Satu setengah jam dengan menu yang kebanyakan menurutku untuk seorang pemula. Melatih dada, punggung, paha, perut, lengan. Wuih! Yang lumayan menghibur adalah: di sini ketemu cowok-cowok bertubuh sentosa. huahahaha. Sehat-sehat banget. Sixpack gitu loh… Apalagi trainernya. Zaki n Hero (namanya aja udah hipos!). Sebenarnya, penting gak sih ikut fitnes? Cuma gara-gara omongan Nino doang, atau emang aku sendiri pengen menjadi bugar? cieh… Tapi lumayan juga sih, rasanya, abis olahraga. Pasti lebih mending daripada olahraga jari doang (ceting di YM, huehehehe). Besok, pas bangun, tinggal nunggu pegel2nya. Trus sebulan lagi, aku pengen Nino bilang: "Kamu kok tambah seksi sekarang?" A.K.
Little A with her boots :) Itu komentar spontan orang-orang yang kaget melihat ukuran tubuh Little A yang mini, lebih kecil dari ukuran 'normal' teman sebayanya. Biasanya dilanjutkan dengan gumaman, "Kukira masih TK." Kalau mendengar yang seperti ini, saya nggak bisa menyembunyikan ekspresi takjub saya. Orang ini mikir nggak kalau ucapannya di depan anak saya langsung bisa menyakiti perasaannya. Little A sempat minder karena ukuran badannya yang kecil. Dia tambah se dih karena orang dewasa terang-terangan mengatakan kalau dia kecil. Ini salah satu reverse culture shock yang harus dia atasi, karena kebiasaan orang-orang di Sydney, apalagi yang belum kenal dekat, pasti hanya mengatakan hal-hal baik di depan anak. Misalnya memuji pilihan baju atau gaya rambutnya hari ini, atau bilang kalau wajahmu kelihatan cerah pagi ini. Little A pernah mengeluh kalau di sini orang jarang memuji, lebih sering mencela. Saya katakan padanya untuk menerima kenyataa
June 8 th was our wedding anniversary. Normally, we forgot about this date. It has been three years we were not celebrating this anniversary (fyi, Nino and I have been married for five years, hehehe). But this year, I'll never forget June 8 th . This was the day when Nino left us, departed to Aussie. The farewell in Juanda airport was not that dramatic. I kissed him goodbye with smile and said, “See you soon at Sydney .” I hoped that the LO in Sydney Uni gave Didi and I permission to join Nino there, as soon as possible. But, the day became worse when we got home. I missed him already. Didi become more spoiled to me and tended not let me go. She asked me gendong jarik more often. Well, this is very normal, I think, for someone separated from her beloved Dad. Mine was not worse than Nino’s. He fought to survive in the cold of Sydney . Only ate instant noodle and instant rice in the first two days (fyi, he couldn’t cook – yet). In the third day, his first cooking was… fried e
Sedih tak berujung. Aduh, apalagi ini? Ceritanya begini, masih ingat kisah bulan Februari lalu, saya titip dibelikan buku-buku dari Indonesia untuk 'tambahan gizi'. Adik saya mengirimkannya lewat sea mail karena biaya mahal untuk paket 4 kg. Ternyata, sampai sekarang, paket lewat laut itu belum sampai ke alamat saya. Sudah lima bulan ya? Minggu kemarin saya minta tolong Adik untuk menanyakan ke kantor pos sana. Katanya sih sudah dikirim dan sampai ke Australia. Hanya saja tidak bisa dicek posisi sebenarnya. Pencarian saya lanjutkan di Pos Australia sini. Saya mengirimkan email komplain lewat website mereka. Ternyata langsung dibalas dan meminta nomor artikel, agar bisa ditelusur jejak paketnya. Saya kirimkan lagi nomor artikel dari pindai kuitansi pengiriman. Ternyata setelah dicek, tidak ada artikel dengan nomor tersebut. Auw, lemaslah saya. Itu buku-buku penting, lezat dan bergizi. Terus sekarang bagaimana dong? Haruskah saya pasrah dan berdoa? A.K. ps: moral of the story: ne
Tinggal di Sydney membuat saya kekurangan suplai bacaan bergizi, terutama novel-novel Indonesia terbaru. Memang sih, di sini saya bisa membaca novel-novel berbahasa Inggris terbaru. Tinggal pinjam di perpus, gratis. Saya mudah mendapatkan novel Stephenie Meyer setelah Twilight, buku fairytale terbaru JK Rowling, novel Gossip Girl dan lanjutannya: IT Girl. Saya juga punya koleksi diary Adrian Mole, Jodi Picoult dan Judy Blume. Saking banyaknya buku dan sedikitnya waktu, buku-buku dari perpus hanya numpang lewat saja di rak buku saya, mabuk pinjam dan dikembalikan lagi setelah tiga minggu. Bahkan saking kemaruknya saya pernah bawa pulang My Sister Keeper dari perpus, padahal saya sudah punya bukunya di rumah (hasil berburu dari Book Sale). Asyiknya, saya bisa 'belajar' bercerita dari novel-novel itu. Saya suka sekali gaya cerita Cecily von Ziegesar, penulis serial Gossip Girl (diterjemahkan nggak ya di Indo?). Ceritanya nakal sekali, tapi penulisnya pintar bertutur, membuat pemb
Testimonial I’m Somebody Else Ceritanya menyegarkan. Saya bisa kembali berimajinasi dengan rasa, letupan, sensitivitas, serta ketidakstabilan dunia remaja yang penuh keindahan semesta tak terkira. Meski dunia keartisan tidak selalu seperti yang dijabarkan sang penulis, tapi saya yakin kelak ia menjadi penulis yang andal. Happy Salma, artis. Siapa pun yang ingin keren dan beken, tapi tetap punya privasi, sebaiknya baca buku ini. Kisahnya seru, penuh tips penyamaran, petualangan yang kadang lucu kadang tegang, juga dinamika cinta remaja yang kadang lembut kadang liar dan gila! Djenar Maesa Ayu, penulis. Gue bisa ngerasain sedihnya, deg-degannya, betenya Alena, termasuk senangnya dicintai sama cowok yang jago masak. Novel ini langsung mengingatkan gue pada lirik “Not Myself”-nya John Mayer. Yang pasti, seru banget en gaul abis, gitu lho…! Kiki Tsalatsita, penulis She Hates Saturday Nights. Mama, aku suka gambar kakaknya yang biru… jangan yang kuning… Anindya Amarakamini, 3 tahun Iyo, ence
It's been 40 days since that heart stopping moment, but I can still recount it. Although we were alone here, no Mom, relatives and other "busy bodies", I felt super confident that I could do just right with my second pregnancy. I thought been there, done that. Besides, everyone (and the book) said that delivering the second child would be easier that the first one. Unfortunately, in my case, it wasn't that easy. I started having my real contraction early Friday morning. I thought the time has came. So I packed my bag and got ready to the hospital. I rang the hospital between my every-five-minute contraction, but the midwife said that I had to wait until I had the strong, painful one. I waited the whole day. I managed to eat, sleep and have shower between that. Nino stayed beside me and was very helpful. At 8 pm, I could wait no more. Nino rang the hospital and they let me come. We requested an ambulance. It sound dramatic, but it's only because we didn't own a
Comments
lucu juga idenya. tp selama ini dia udah makan sambal berbotol-botol, hot-nya sampai di mulut doang, hehehe.