di Indo udah ada kok. itu buku lumayan lama, malah seingatku sebelum five people you meet in heaven. kemarin barusan lihat film-nya, produksi Harpo. adaptasinya bagus.
What is your 'heaven'? Mine, is a life with a fast internet connection and an access to a good library. I have a wireless broadband at home, and access for thirty loans in Marrickville library and unlimited loans in Fisher library. What can I expect for more? A.K. (more heaven: Nino asks me for a coffee at starbucks and a walk to Kinokuniya next Tuesday. Argh, can't wait. Lalala...)
Rating: ★ Category: Books Genre: Teens Author: Gisantia Bestari Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Jumlah Halaman: 288 Tahun pertama terbit: 2004 Spoiler Alert!!! Tadinya aku beli novel ini karena aku pengin baca ‘contoh’ novel yang nyeritain anak-anak SMP. Karena aku juga mau bikin novel teenlit lagi yang tokohnya anak-anak SMP. Kabarnya novel ini banyak disukai oleh anak-anak SMP. Dan ternyata… kabar itu benar banget. Kamu hanya akan menyukai novel ini jika kamu adalah anak SMP. Duh, ini emang bacaan untuk anak-anak SMP. Sama sekali tidak cucok untukku yang sudah ‘uzur’ ini. Ceritanya kelewat ringan. Tentang Adisty, cewek SMP (iya, udah tahu dari tadi!) yang naksir sama Ary-cowok baru di sekolah Adisty. [Halooow, apa ada peraturan kalau nulis teenlit harus ada cowok pindahan dari sekolah lain, dan cowok itu harus ganteng? See my review on Dealova and Fairish]. Padahal, Adisty sebenarnya ditaksir sama Ryan, yang udah sobatan lama sama dia. Then, the story goes on how Ryan struggles to g...
Mengawali liburan musim panas, kami sekeluarga mengunjungi Kiama, dua jam bermobil dari Sydney ke arah selatan. (lihat cerita sebelumnya) Kami menginap dua malam di motel. Motel Kiama Cove, tempat kami menginap, lokasinya lumayan strategis, dekat sekali dengan pusat kota, tinggal jalan ke pusat atraksi wisata di Kiama, dan lebih asyik lagi, pantai terdekat tepat di belakang motel kami. Sekilas dilihat dari luar, bangunan motel ini mirip kamar-kamar kos di Jogja. Memang bangunannya tidak begitu menarik, kamarnya juga seperti penginapan biasa. Tapi motel ini bersih, bisa muat dua anak dalam sekamar (dengan tambahan portable cot ), dan harganya relatif murah. Kami bayar $139 per malam termasuk sarapan pagi yang cukup untuk sekeluarga. Jangan dihitung dalam rupiah, jatuhnya tetap mahal. Harga segini jauh lebih murah daripada motel/hotel/ inn yang lain. Dari jendela kamar yang besar (dari atap sampai lantai) kami bisa memandang Surf Beach . Sayangnya di sebelah kiri ada b...
Kiama, kota kecil di sebelah selatan Sydney menjadi tujuan jalan-jalan kami mengawali liburan musim panas kali ini. (baca tiga cerita sebelumnya) Nggak komplet rasanya liburan musim panas tanpa basah-basahan di pantai. Sejak sampai Kiama, Anindya sudah ngebet pengen berenang di pantai. Sayangnya cuaca waktu itu agak mendung dan udara sejuknya masih terlalu dingin untuk main ke pantai. Tambahan lagi suhu air pantai yang masih sedingin es. Di motel tempat kami menginap ada kolam renang kecil berair asin. Meski dingin, Anindya ngotot mengajak berenang. Saya tidak kuasa menolak ajakannya, menemani Anindya masuk kolam sambil menggigil. Untung renangnya nggak berlangsung lama. Kami langsung mandi air hangat begitu selesai. Saya pikir Anindya sudah puas dengan berenang di kolam. Ternyata sorenya dia masih ingin ke pantai. Ini setelah kami bosan bengong duduk memandang pantai dari jendela kamar sambil ngemil rope dan pretzel . Karena Nino masih nyenyak tidur siang, saya bawa anak-ana...
Tinggal di Sydney membuat saya kekurangan suplai bacaan bergizi, terutama novel-novel Indonesia terbaru. Memang sih, di sini saya bisa membaca novel-novel berbahasa Inggris terbaru. Tinggal pinjam di perpus, gratis. Saya mudah mendapatkan novel Stephenie Meyer setelah Twilight, buku fairytale terbaru JK Rowling, novel Gossip Girl dan lanjutannya: IT Girl. Saya juga punya koleksi diary Adrian Mole, Jodi Picoult dan Judy Blume. Saking banyaknya buku dan sedikitnya waktu, buku-buku dari perpus hanya numpang lewat saja di rak buku saya, mabuk pinjam dan dikembalikan lagi setelah tiga minggu. Bahkan saking kemaruknya saya pernah bawa pulang My Sister Keeper dari perpus, padahal saya sudah punya bukunya di rumah (hasil berburu dari Book Sale). Asyiknya, saya bisa 'belajar' bercerita dari novel-novel itu. Saya suka sekali gaya cerita Cecily von Ziegesar, penulis serial Gossip Girl (diterjemahkan nggak ya di Indo?). Ceritanya nakal sekali, tapi penulisnya pintar bertutur, membuat pemb...
Enaknya tinggal di Sydney, ada taman bermain di tiap RW-nya. Bukannya ada RW beneran, tapi di tiap blok perumahan pasti ada fasilitas tamannya. Asyiknya, taman-taman ini luas, bersih dan gratis. Ada bermacam-macam taman di sini, antara lain taman bermain (playground), taman untuk berolahraga (ada lapangan olahraganya dong...), taman untuk barbekyu, atau sekedar taman rumput doang. Taman bermain yang paling dekat dengan apartemen kami adalah Hampden Road Reserve, jaraknya 6 menit jalan. Luasnya kira-kira setengah lapangan sepak bola. Di tengah-tengah ada satu set permainan anak-anak: ayunan, perosotan dan anjut-anjutan. Di samping mainan anak-anak, ada satu bidang tanah lapang yang cocok untuk main bulu tangkis (cuman nggak ada tiang untuk net). Taman juga selalu dilengkapi bangku-bangku taman dan pancuran air untuk minum. Tiap sore, taman ini ramai sekali anak-anak bermain, maklumlah pemukiman padat anak. Kalau sudah ramai begini biasanya Anindya ogah bermain, mungkin malas harus menan...
The happy girl Tahun ini saya dan Nino merayakan ulang tahun pernikahan yang ke-20. Karena angkanya cukup istimewa (dan genap :p) saya ingin kencan yang nggak biasa-biasa aja. Di akhir bulan Mei saya sudah booking ke Nino, biar nggak tabrakan sama acara rapat-rapatnya. "Mas, nanti pas anniversary kita, nge-date yuk?" Nino dengan sigap membuka Google Calendar di tabletnya, langsung mengiyakan. "Oke... tanggal berapa?" tanyanya dengan nada datar. And I am like, "Excuse meeee..." Hahaha, same old Nino, jarang ingat tanggal anniversary kami. Saya nggak pernah mempermasalahkan hal sepele seperti lupa tanggal, lha wong saya sendiri juga pernah lupa. Saya merasa sudah cukup mengenalnya untuk tidak menaruh harapan terlalu tinggi untuk hal-hal yang sepele. Kalau tidak mau dikecewakan soal kado ultah, misalnya, ya saya kasih hint yang terang benderang. Biar surprise-nya masih ada (sedikit), tapi saya nggak kecewa karena bakal terima kado sesuai harapan, haha. Di u...
Siapa sih yang suka diikat-ikat? Orang (dan bayi) normal pasti enggak seneng kalau nggak bisa bebas bergerak. Begitu juga Ayesha. Di NSW, masalah keselamatan sangat diperhatikan. Makanya peraturan tentang safety benar-benar strict . Di mobil, semua penumpang wajib menggunakan sabuk pengaman, baik yang di depan maupun yang di belakang. Sementara untuk anak-anak, mulai dari bayi baru lahir sampai usia 6 tahun, wajib menggunakan kursi mobil khusus. Kursi ini didesain untuk menyesuaikan sabuk pengaman dengan ukuran tubuh anak-anak. Ketika pertama kali naik taksi dari bandara, kami menggunakan taksi khusus yang ada kursi bayinya. Ayesha (10 bulan) tidak suka duduk di kursi bayi dan menangis sepanjang perjalanan. Repotnya, saya tidak bisa menenangkannya dengan memangku atau menggendong. Di sini, rules are rules , daripada ditilang sama Ranger . Mungkin Ayesha merasa tidak nyaman karena di Indonesia terbiasa duduk dipangku, atau duduk sendiri atau malah berdiri sambil lihat pemandangan di b...
Ternyata pembagian BLT nggak cuma ada di Indonesia saja. Di Australia sini juga ada, istilahnya stimulus package . Pertama kali saya baca Kevin Rudd mau bagi-bagi uang tunai dari berita ini . Tapi waktu itu saya cuek-cuek saja, karena saya pikir nggak akan kebagian, lha wong saya di sini cuma numpang tinggal, bukan penduduk tetap ( permanent resident ) atau warga negara. Baru setelah saya cek rekening, kok ada tambahan handsome amount of money dari Kang ATO ( Australian Taxation Office ). Rupanya saya dan Nino termasuk golongan pekerja yang berhak mendapatkan BLT ala Aussie ini. Tahun kemarin saya memang sempat kerja di bidang ritel, menjadi supervisor supermarket. Uang pajak yang saya bayarkan tahun lalu inilah yang dikembalikan lagi ke saya. Jumlahnya lumayan. Kalau dihitung-hitung bisa beli beras setengah ton (ehem). Beda sama BLT di Indo yang mungkin cuma cukup untuk makan sepuluh hari. Apa sih sebenarnya tujuan pembagian uang ini? Saya nggak tahu kalau di Indonesia, tapi ...
Rating: ★★★ Category: Books Genre: Teens Author: Hara Hope Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Tahun terbit: 2005 Tebal: 178 halaman Spoiler Alert!!! Terus terang aku enggak suka sama covernya. Gelap euy! Ini satu-satunya cover teenlit yang pakai warna hitam (kata sebuah sumber yang bisa dipercaya, Hara memang maksa untuk pakai warna hitam). Mungkin maksudnya pengen ngegambarin langit malam yang penuh bintang. Sayang maksud itu nggak kesampaian. Ceritanya sendiri puitis, romantis, filosofis sekaligus tragis. Coba baca yang ini: “Saat kamu menatap langit di malam musim kering, pandanglah langit utara, temukan tiga bintang yang membentuk segitiga, lalu dengar kisahnya. Kamu akan menemukan aku, teman-temanku, juga Orfeus yang kucintai.” Aarrgghh… kata-katanya keren! Dapat wangsit dari mana, Hara? Tapi aku ‘terganggu’ sama guyonan-guyonan Hara ketika membaca bab-bab awal. Hara bagus banget kalau nyeritain hal-hal romantis kayak malam penuh bintang atau legenda Yunani. Tapi guyonan kamu merusa...
Comments