di Indo udah ada kok. itu buku lumayan lama, malah seingatku sebelum five people you meet in heaven. kemarin barusan lihat film-nya, produksi Harpo. adaptasinya bagus.
I barely have time to look after my blog since I've gotten job here . I work fulltime, 38 hours a week. I love my job. I'm sure it's a worthy experience for me. Being a TKI* is not that bad, especially the pay rate (always convert it into rupiah ). A.K. * tenaga kerja Indonesia
Aussie celebrates Boxing Day every December, 26th. But it has nothing to do with what Mike Tyson does for living. Boxing here means put something in a box, as a gift. Traditionally, they give charity in boxes to the poor, one day after Christmas. Similar as giving zakat in Islam, perhaps. Nowadays, they celebrate Boxing Day with... SHOPPING!!! No wonder because there were biggest sale of the year. Almost every shop made clearance sale and offered 50% discount. People rushed in to city. Even, they stayed in line from 6 am before the shop was opened. The situation was similar to one day before lebaran in Indonesia, when everybody gets crazy. Like there will be no other day. Nino, Nindi and I also joined the crowd. We headed into Myer, the famous departement store in the city. But, then, it was too crowded to shop around. Maybe, I should leave my child - and my husband - at home next boxing day. A.K.
Enaknya tinggal di Sydney, ada taman bermain di tiap RW-nya. Bukannya ada RW beneran, tapi di tiap blok perumahan pasti ada fasilitas tamannya. Asyiknya, taman-taman ini luas, bersih dan gratis. Ada bermacam-macam taman di sini, antara lain taman bermain (playground), taman untuk berolahraga (ada lapangan olahraganya dong...), taman untuk barbekyu, atau sekedar taman rumput doang. Taman bermain yang paling dekat dengan apartemen kami adalah Hampden Road Reserve, jaraknya 6 menit jalan. Luasnya kira-kira setengah lapangan sepak bola. Di tengah-tengah ada satu set permainan anak-anak: ayunan, perosotan dan anjut-anjutan. Di samping mainan anak-anak, ada satu bidang tanah lapang yang cocok untuk main bulu tangkis (cuman nggak ada tiang untuk net). Taman juga selalu dilengkapi bangku-bangku taman dan pancuran air untuk minum. Tiap sore, taman ini ramai sekali anak-anak bermain, maklumlah pemukiman padat anak. Kalau sudah ramai begini biasanya Anindya ogah bermain, mungkin malas harus menan...
The happy girl Tahun ini saya dan Nino merayakan ulang tahun pernikahan yang ke-20. Karena angkanya cukup istimewa (dan genap :p) saya ingin kencan yang nggak biasa-biasa aja. Di akhir bulan Mei saya sudah booking ke Nino, biar nggak tabrakan sama acara rapat-rapatnya. "Mas, nanti pas anniversary kita, nge-date yuk?" Nino dengan sigap membuka Google Calendar di tabletnya, langsung mengiyakan. "Oke... tanggal berapa?" tanyanya dengan nada datar. And I am like, "Excuse meeee..." Hahaha, same old Nino, jarang ingat tanggal anniversary kami. Saya nggak pernah mempermasalahkan hal sepele seperti lupa tanggal, lha wong saya sendiri juga pernah lupa. Saya merasa sudah cukup mengenalnya untuk tidak menaruh harapan terlalu tinggi untuk hal-hal yang sepele. Kalau tidak mau dikecewakan soal kado ultah, misalnya, ya saya kasih hint yang terang benderang. Biar surprise-nya masih ada (sedikit), tapi saya nggak kecewa karena bakal terima kado sesuai harapan, haha. Di u...
Ternyata pembagian BLT nggak cuma ada di Indonesia saja. Di Australia sini juga ada, istilahnya stimulus package . Pertama kali saya baca Kevin Rudd mau bagi-bagi uang tunai dari berita ini . Tapi waktu itu saya cuek-cuek saja, karena saya pikir nggak akan kebagian, lha wong saya di sini cuma numpang tinggal, bukan penduduk tetap ( permanent resident ) atau warga negara. Baru setelah saya cek rekening, kok ada tambahan handsome amount of money dari Kang ATO ( Australian Taxation Office ). Rupanya saya dan Nino termasuk golongan pekerja yang berhak mendapatkan BLT ala Aussie ini. Tahun kemarin saya memang sempat kerja di bidang ritel, menjadi supervisor supermarket. Uang pajak yang saya bayarkan tahun lalu inilah yang dikembalikan lagi ke saya. Jumlahnya lumayan. Kalau dihitung-hitung bisa beli beras setengah ton (ehem). Beda sama BLT di Indo yang mungkin cuma cukup untuk makan sepuluh hari. Apa sih sebenarnya tujuan pembagian uang ini? Saya nggak tahu kalau di Indonesia, tapi ...
Kemarin Lil A pulang sekolah membawa hasil Mathe Arbeit, alias ulangan kelas matematika. Ini Mathe Arbeit yang ke-6. Satu tahun ajaran cuma ada 6 kali ulangan kelas. Lil A baru ikut 3 kali karena dia baru saja masuk kelas reguler (kelas 4) sejak semester ini. Sebelumnya, karena belum bisa bahasa Jerman, Lil A masuk kelas IK (Intensiv Klasse) selama satu setengah semester. Sekolah dasar (Grundschule) di Jerman cuma sampai kelas 4, kecuali di Berlin yang sampai kelas 6. Mulai kelas 5, anak-anak sudah dimasukkan ke sekolah menengah. Meski kelas terakhir di SD, sama sekali tidak ada ujian akhir tahun. Hanya ada ulangan biasa untuk mapel Matematika dan Bahasa Jerman. Penentuan sekolah selanjutnya berdasarkan rekomendasi guru dari pengamatan terhadap anak sehari-hari. Di awal semester ini, Lil A sudah mendapatkan rekomendasi untuk melanjutkan ke jalur sekolah menengah Gymnasium, meski dia belum pernah ikut arbeit (ulangan) di kelas reguler sebelumnya. Setiap anak lulusan Grundschul...
Sepuluh menit sebelum on stage (ih, istilahnya!), DidiCahya n I ngisi pulsa dulu di XL-booth. Mas yang biasa ngelayanin isi pulsa nanyak, “Tumben Mbak-nya dandan. Mau kemana?” Kujawab dengan nyantai, “Iya Mas, bentar lagi mau talkshow di toko buku Gramedia.” Nggak kusangka, Mas-nya ketawa ngakak. “Ah, mbak-nya bohong…” Aku bengong. Didi yang gantian ketawa (entah ngetawain aku or mas-nya). “Hahaha, nggak percaya dia kalau kamu mau talkshow, hahaha…” Well, sangat wajar sih kalau Mas-nya nggak percaya. Lha wong biasanya aku beli pulsa di situ sambil nenteng2 termos es untuk jualan jus (dengan dandanan ala kadarnya). Masak tukang jualan es gini mau talkshow? Hehehe… Alhamdulillah talkshownya berjalan lancar. Ini sih berkat MC-nya: my dearest friend DidiCahya , penyiar radio Delta Surabaya. Wah, kalok nggak ada dia, mau jadi kayak apa talkshownya. Aku sering kehilangan kata-kata di tengah ngomong (my writing is better than my speaking), tambahan lagi audiens Malang yang kale...
I was surprised receiving a letter from the premier of New South Wales . Especially with $50 cheque in it. It's supposed to be The Back-to-School Allowance for Nindipong . He said in the letter that the allowance was there to give our children the best possible start to the school year. I don't mind (at all) receiving such a cheque, it's just that we are heading for NSW State Election this month, and this cheque is distributed now, not at the beginning fo the school year. Not to mention that the letter has a big picture of smiling premier as heading. Well, I don't have the right to vote, anyway. Is this money politics? Or is it a generous programme from the government (that really care about their children's education)? Whatever! As long as it can reimburse Nindi 's school uniform. A.K.
Makan siang Diet Mayo hari pertama Beneran nih mau nyoba diet mayo? Sudah baca pengalaman saya di sini kan? Nggak usah takut, dietnya nggak nyiksa-nyiksa banget kok, seenggaknya buat saya. Menu diet mayo sudah ditentukan untuk 13 hari. Ada menu sampai hari ketujuh, lalu hari kedelapan menunya mengulang dari hari pertama. Kabar baiknya, menu diet mayo ini bisa diakali agar ada rasanya, asal tidak ditambahi garam. Bumbu-bumbu lain seperti bawang, bawang bombay, bawang merah, lada putih, lada hitam, cabe dan berbagai macam herba diperbolehkan. Tapi nggak boleh pakai kecap manis atau saus tomat botolan ya. Bahkan mentega pun boleh, asal yang tawar ( unsalted butter ). Untuk sarapannya gampang banget, biasanya secangkir kopi atau teh, dengan 1 sendok teh gula rendah kalori. Saya pakai gula Tropicana Slim. Di hari keempat ada tambahan 1 iris roti bakar. Saya pakai roti gandum utuh ( whole wheat bread ). Sarapan hari kelima agak susah, karena cuma 1 wortel besar mentah yang diparut da...
Lil A dan hasil masakannya. "Yak, sudah enak." Menjadi ibu itu berat. Apalagi ibu zaman sekarang ya, yang kadang dituntut untuk tampil sempurna di sosial media. Sebenarnya ya nggak ada yang nuntut sih. Tapi kadang kita mbatin kalau ada postingan ibu-ibu yang bikin kita iri, bisa masakin bekal anak tiap hari, dibentuk lucu-lucu, anak-anaknya pakai baju tersetrika licin, seragam putihnya tanpa noda berkat bayclin. Sungguh aku kagum padamu ibu-ibuuuu. Tapi apa benar anak-anak kita membutuhkan sosok ibu yang sempurna? Yang selalu siaga mengerjakan apapun dengan cepat dan tepat, nggak pernah mengeluh, dan nggak pernah salah? Ibu juga manusia kaleee, nggak ada yang sempurna. Dulu pas jadi ibu muda, saya pun berusaha ikut ‘perlombaan tak kasat mata’ untuk jadi ibu yang sempurna. Hati saya teriris-iris melihat postingan bekal anak unyu-unyu, sementara saya cuma bisa gorengin nugget. Bisa ditebak insekyuriti saya di bidang apa, hahaha. Tapi lambat laun saya sadar kalau perlo...
Comments