[Berakhir Pekan di Kiama] Burung Pelikan dan Mercusuar
Kiama, kota kecil di sebelah selatan Sydney, merupakan pilihan kami berakhir pekan di awal liburan musim panas ini.
(lihat cerita sebelumnya)
Puas melihat-lihat pasar, kami meneruskan jalan-jalan ke Kiama Harbour. Kiama punya pelabuhan kecil untuk berlabuh kapal-kapal penangkap ikan, baik yang komersial maupun sekedar untuk hobi memancing. Masih dengan cuaca mendung dan angin dingin yang sejuk, kami menyusuri jalan di pinggir pelabuhan yang bersih. Mata kami menangkap beberapa burung pelikan berenang dengan anggun, menuju bibir pelabuhan tempat orang-orang bersiap dengan kamera sakunya.
Seperti burung-burung lainnya, burung pelikan di sini tidak takut dengan manusia. Maklumlah, di sini tidak ada orang yang 'nekat' menembak atau menangkap burung. Mungkin orang sini akan ngeri kalau berkunjung ke Jogja atau Solo dan mendapati menu burung dara goreng di warung-warung. Asyik rasanya melihat burung-burung bebas berkeliaran di mana-mana. Di taman-taman kota biasanya ada burung dara, burung bangau, robin dan jalak. Sementara di pinggir pantai ramai dengan burung camar. Burung pelikan di sini dijadikan simbol kota Kiama.
Puas memotret burung pelikan yang cantik, kami melanjutkan perjalanan menuju mercusuar. Jalannya naik menuju bukit. Lumayan capek, tapi setelah sampai di atas, pemandangannya langsung mengalahkan pegal di kaki. Di dekat mercusuar ada padang rumput luas yang ditumbuhi bunga-bunga liar dengan pemandangan ke laut lepas. Kami menghabiskan banyak waktu duduk-duduk di situ, memandang Ayesha berlarian dan mencabuti bunga-bunga kuning kecil dan Anindya berguling-guling menuruni bukit.
Di dekat mercusuar ada satu atraksi wisata yang terkenal di Kiama, yaitu Blowhole. Ombak dari laut yang terperangkap di batu-batu karang membuat semacam 'ledakan air' dengan suara berisik. Blowhole ini cukup menghibur dan merupakan atraksi yang wajib disinggahi oleh pengunjung Kiama.
Menu makan siang kami kali ini adalah Panfried fish with homemade tartare sauce, served with chips and rocket and kumera salad. Terjemahannya: ikan dan kentang goreng plus lalapan. Kami membelinya di kafe dekat Visitor Information Kiosk. Lumayan mahal euy, tapi rasanya uenak banget (menurut saya loh). Nino, yang berlidah Jawa (Timur!) tentu saja memilih menyantap nasi dengan gulai ayam, sumbangan teman dari Sydney yang berpiknik bersama kami. Saya suka banget dengan salad-nya, campuran daun rocket yang pahit, baby spinach, ketela kuning, tomat, bawang merah spanyol, keju dan saus segar.
Melewati jalan setapak dengan pohon-pohon pinus di pinggirnya, kami pulang menuju hotel dan beristirahat. Mengumpulkan energi untuk bermain di pantai.
(bersambung ke cerita tentang pantai...)
A.K.
Comments
cape deh, yang penting rasanya kalau saya sih.