[Berakhir Pekan di Kiama] Jamberoo Action Park

Kiama adalah kota kecil sebelah selatan Sydney, bisa dicapai dengan dua jam naik mobil.

Minggu lalu, mengawali liburan musim panas, kami sekeluarga jalan-jalan ke Kiama dan sekitarnya, bermobil dan menginap dua malam. Untuk menyenangkan anak-anak, kami singgah dulu ke Jamberoo Action Park, semacam waterbom di Bali atau Jakarta.

Jamberoo bisa dicapai sekitar satu setengah jam naik mobil, melewati princess highway ke selatan Sydney. Pemandangan sepanjang perjalanan cukup lumayan, kami melewati hutan-hutan kecil dengan daun hijau, kuning dan coklat. Sampai di Albion Park kami masuk ke wilayah Jamberoo yang merupakan desa di perbukitan. Rumah-rumah penduduk dikelilingi oleh peternakan mereka. Tampak sapi-sapi gemuk merumput di padang, juga gulungan-gulungan jerami kering. Jarak antar satu rumah dengan rumah yang lain lumayan jauh, sekitar 500 meter atau lebih. Sekitar 15 menit melintasi desa Jamberoo, sampailah kami ke Jamberoo Action Park yang konon merupakan waterpark terbesar di NSW.

Jamberoo Park ini hanya buka di musim panas, sekitar Oktober sampai Maret. Ya iyalah, siapa juga yang mau berbasah-basahan di musim dingin. Di musim liburan, pengunjungnya bisa banyak banget, biasanya keluarga dengan anak-anak, lengkap dengan perbekalan piknik, esky (kotak plastik besar untuk menyimpan makanan dan minuman dingin) dan bahkan tenda. 

Seperti konsep waterpark pada umumnya, Jamberoo Park ini berisi wahana permainan air seperti berbagai macam seluncur air, kolam ombak, kolam anak-anak, sungai leha-leha (lazy river). Ada juga berbagai permainan kering seperti go kart, chairlift (seperti lift untuk main ski, tanpa saljunya), toboggan (perosotan dari bukit setelah naik chairlift), kereta mini dan golf mini .
 
Dengan Ayesha (18 bulan), saya cukup puas menemani dia di kolam anak-anak. Ayesha main perosotan tiada henti. Didi dan ayahnya yang mencoba beberapa seluncur air dan go kart. Yang paling mendebarkan ketika saya nekat menggendong Ayesha untuk naik chairlift (setelah saya lihat ada orang yang melakukan hal yang sama untuk bayinya). Memang tidak ada batasan tinggi badan untuk naik chairlift. Hanya saja kami khawatir karena tidak ada pengaman seperti seatbelt. Tapi rugi kan kalau nggak nyobain, apalagi kami sudah bayar tiket terusan. Masak hanya main-main di kolam bayi aja. Sampai di atas bukit, kami harus turun, mau nggak mau dengan toboggan. Coba bayangkan mainan anak-anak kampung yang main seluncuran dengan pelepah kelapa, ya seperti itulah toboggan. Hanya saja ada rem tangan dan ada jalur khususnya menuruni bukit. Saya tandem dengan Ayesha. Saking asyiknya, saya jarang menggunakan rem nya, hehehe. Kayaknya Ayesha juga senang main toboggan.


Setelah capek main air, kami leyeh-leyeh di kafe dengan kopi gratis dan bekal makanan dari rumah. Kami keluar dari Jamberoo Park setelah taman ini benar-benar tutup, lewat jam lima sore. Bener-bener dipuasin karena bayarnya lumayan mahal, $37 untuk dewasa dan $29 untuk anak-anak.

Dari Jamberoo Park, kami kembali melintasi desa Jamberoo menuju motel kami di Kiama, sekitar 25 menit ke arah tenggara.

(... bersambung ke bagian 2)

A.K.

Comments

Popular posts from this blog

HIDUP BOLEH SEDERHANA, PENDIDIKAN JANGAN SEDERHANA

Berbunga-bunga Karena Bunga: Catatan Dua Puluh Tahun Bersama

Time Flies When You Put Your Baby at Childcare

Big Announcement

Bahasa Ayesha

Barbie this arvo?

Naik Garuda

BODY SHAMING

Pengalaman Diet Mayo: 13 Hari Turun 4,5 Kg Tanpa Olahraga