Proyek Beres-Beres Isi Lemari: Capsule Wardrobe Inspiration
Hellooo Spring...
Lupa kalau di Indonesia adanya musim kemarau sama musim penghujan :p Pagi ini Si Kakak aka Big A pas sarapan bilang, "Welcome September, welcome spring." Dia terkesan banget sama spring di Ostrali karena tiap September biasanya dia kena hayfever, alergi sama pollen. Dan saya jadi ingat kebiasaan saya beres-beres isi lemari ketika musim semi tiba. Packing baju winter, keluarin baju bunga-bunga dan warna cerah.
Trus saya ingat lagi rencana saya untuk membuat capsule wardrobe. Udah dari dulu kala nih niatnya, tapi nggak sempat-sempat terus. Pernah dengar tentang Capsule Wardrobe? Intinya sih, lemari pakaian yang isinya cuma 33 barang, termasuk sepatu dan aksesoris (matek), yang bisa digunakan sepanjang musim (tiga bulan). Kalau ada empat musim, berarti bikin koleksi 4 kapsul yang isinya 33 barang aja. Untungnya baju dalam dan baju olahraga nggak perlu dimasukkan dalam hitungan yang 33 itu *lega*. Kalau mau baca-baca lebih lanjut tentang capsule wardrobel, bisa klik di sini, sini, dan sini.
Nah, karena di Indonesia baju-baju tidak tergantung musim, saya akan mengadopsi ide capsule wardrobe ini dan menyesuaikannya dengan budaya kita. Tapi intinya tetap sama: membuat isi lemari seringkas mungkin. Untuk proyek ini saya membuat tiga capsule:
1. Capsule baju sehari-hari,
2. Capsule baju batik dan pesta,
3. Capsule baju winter.
Kenapa ada baju winter? Kapan ada winter di Indonesia? Hehehe, ya nggak buat dipakai di sini sih. Siapa tahu nanti saya ada kesempatan main ke Canada atau liat Aurora di Iceland. Perlu baju winter kan? *optimist mode on*. Jadi saya masih simpan beberapa baju winter yang esensial seperti dalaman thermal, sarung tangan, beanie (kupluk), syal wol, jaket, dan sweater tebal.
Capsule baju batik dan baju pesta adalah baju-baju kondangan, biasanya saya dapat dari seragam manten dan seragam kalau foto-foto lebaran. Jarang banget saya beli sendiri baju semacam ini. Terus terang saya agak bingung juga, koleksi semacam ini mau dikemanain. Beberapa memang saya pakai untuk kondangan atau acara resmi. Tapi banyak yang cuma kepakai satu kali saja. Mau disumbangkan kok nggak enak sama yang ngasih. Ntar kalau ditanyain gimana? *dilema*
Baju-baju winter masuk kotak |
Baju-baju pesta dan batik masuk kotak |
dua capsule beres |
Setelah dua kapsul beres, saya mulai sortir baju sehari-hari. Yang jaraaang banget dipakai harus direlakan untuk dijual atau disumbangkan. Hasil akhirnya saya masih punya 40-an potong baju, belum termasuk jilbab, baju dalam, dan sepatu. Hiks hiks, belum sesuai target, tapi lumayan lah untuk awal. Isi lemari saya sudah semakin langsing. Semoga yang punya juga segera nyusul jadi langsing :p
dua keranjang cukup |
dua kapsul, atasnya baju dalam |
storage baju dalam juga pakai SKUBB dari IKEA |
Untuk sementara ini, saya sudah cukup puas dengan hasil beres-beres isi lemari ini. Ke depannya saya akan coba sortir lagi baju-baju kerja saya alias tank top :D Ya gimana, kerja di rumah, di kota yang panas, cocoknya pakai tank top kan? Maaf, saya bukan #teamdaster. Saya lebih condong ke #teamcelanagemesh, hahaha.
Sebenarnya capsule wardrobe project ini adalah permulaan untuk proyek one outfit for all. Saya memang pengennya udah nggak mikirin mau pakai baju apa lagi. Cukup satu baju untuk semuanya, tapi belum ketemu satu baju yang cocok. Targetnya di akhir tahun ini udah nemu. Jadi isi lemari bakalan cuma one outfit, baju kerja (alias tank top), dan dua kapsul simpanan. *brb window shopping* :p
Alhamdulillah spring cleaning udah beres. Be more with less. Cuma menyisakan satu pertanyaan aja: baju-baju yang bakal bisa saya pakai lagi kalau nanti saya sudah kurus, enaknya ditaruh di kapsul apa? :p
isi lemari. that's all. |
Twitter: @adekumala
Instagram: @adekumala
Facebook: www.fb.com/adekumalasari
Comments