Festival Indonesia di Darling Harbour
Acara tahunan Festival Indonesia di Sydney digelar Sabtu kemarin (3/9) di Tumbalong Park, Darling Harbour. Saya bersama keluarga sempat mampir sebentar ke festival ini, yang lumayan mengobati rasa kangen akan suasana yang Indonesia banget :)
Festival semacam ini, selain untuk kangen-kangen-an dengan makanan Indonesia, juga untuk memperkenalkan budaya (dan makanan) Indonesia ke masyarakat Australia, khususnya yang tinggal di Sydney. Biasanya festival ini digelar setiap Agustus, sekaligus untuk memperingati Hari Kemerdekaan. Namun karena 17 Agustus kemarin masih masuk puasa, acara diundur menjadi September, sekaligus untuk memperingati Hari Raya Idul Fitri.
Nggak tanggung-tanggung, festival kali ini diadakan di jantung kota, Darling Harbour. Sudah beberapa kali memang diadakan di Tumbalong Park ini. Beberapa tahun lalu, festival serupa dengan nama Pesta Kampoeng diadakan di Sydney University dan kemudian di Fox Studio dekat University of New South Wales. Menurut saya, Darling Harbour adalah lokasi yang pas karena bisa sekaligus menarik pengunjung yang sedang main di sini untuk mampir.
Panggung sederhana didirikan untuk menampilkan berbagai atraksi kesenian daerah seperti tarian dan nyanyian. Ada juga band dengan lagu-lagu hits Indonesia. Namun atraksi sebenarnya adalah gerai-gerai makanan yang berjajar rapi di pinggir lapangan. Biasanya, sejak jam 10 pagi ketika festival ini digelar, pengunjung sudah ramai antri di depan gerai. Ada macam-macam sajian khas yang dijual, mulai dari gudeg, rendang, empek-empek, jajanan pasar, minuman tradisional dan yang menjadi favorit: Sate. Tidak cuma orang-orang Indonesia yang doyan makanan ini, tapi juga bule-bule yang mampir ke sini. Bagi orang Indonesia yang sudah lama tinggal di sini dan jarang menemukan makanan Indonesia, festival semacam ini jadi ajang kangen dan ‘balas dendam’. Saya yakin kalau antrinya nggak pakai lama, mereka akan jajan nggak cuma satu porsi.
Sayangnya kami hanya sebentar di sini, ketika festival sudah akan berakhir menjelang jam 5 sore. Ketika kami datang, alunan musik dangdut menyambut kami. Beberapa orang tampak asyik berjoget tanpa malu di panggung. Lagu Terajana dan Sekuntum Mawar Merah membuat semua orang ingin bergoyang. Lucu juga melihat suasana ini, kalau di Indonesia mungkin orang-orang ini akan jaga gengsi dan mengatakan kalau dangdut itu ‘katro’. Tapi di negeri orang, kami tidak malu-malu berdendang dan berjoget dengan musik kebanggaan Indonesia ini. Yeah, Dangdut is the music of my country.
Salam dari Sydney.
A.K.
Comments