Satu, Dua, atau Tiga Kecupan?
Menjelang kepulangan kami ke Indonesia, kami banyak berpamitan ke teman dan saudara yang ada di Sydney.
Ada pengalaman menarik berkaitan dengan acara pamitan ini. Saya mengamati perilaku peluk cium berpamitan yang berbeda dari masing-masing komunitas. Dari sini saya bisa memilah teman-teman kami menjadi tiga kategori.
Teman-teman "bule" kami memberi satu kecupan di pipi. Yang termasuk kategori ini adalah teman yang saya kenal dari orangtua murid Anindya di Marrcikville West Public School, juga guru dan kepala sekolahnya, teman kuliah Nino di Sydney University, dan teman kerja saya di Harris Farm Market. Bule di sini bukan hanya orang Aussie saja, karena di sini banyak sekali imigran yang datang dari Asia. Salah satu teman akrab saya adalah orang Cambodia dan bos langsung saya adalah orang Vietnam. Sementara itu, salah satu sepupu Nino adalah orang blasteran Indonesia dan Australia, tapi dia sudah termasuk 'bule' dengan satu kecupan.
Dua kecupan diberikan oleh orang-orang Indonesia kebanyakan. Mereka terbiasa dengan cipika cipiki. Yang masuk di sini misalnya tetangga kami dari Bali, juga teman perkumpulan ibu-ibu Indonesia di Marrickville.
Sementara teman-teman Indonesia dari pengajian dan teman dari TPA Anindya di Masjid Arncliffe (beberapa dari Malaysia) memberi tiga kecupan. Pipi kanan, pipi kiri dan pipi kanan lagi. Budaya tiga kecupan ini datang dari budaya Arab. Tadinya, saya agak kagok dengan budaya kecup tiga ini. Sudah cipika-cipiki kok masih minta tambah satu lagi. Tapi akhirnya saya terbiasa dengan tradisi ini.
Repotnya, sebelum ber peluk cium, kami harus menentukan teman kami masuk kategori mana, soalnya agak nggak enak juga kalau saya sudah siap bercipika cipiki, eh, dianya cuman sekali cup saja. Kadang saya lupa berkecup tiga pada teman yang hanya biasa bercipika cipiki, jadinya dia yang kagok.
Menurut saya sendiri, tradisi Aussie yang paling praktis, cukup sekali cup dan say goodbye. Tapi mungkin kurang mantap bagi kebanyakan orang Indonesia. Lha wong pipinya dua, masak cuman dikecup satu.
A.K.
ps: ya, saya akan 'belajar' menulis dalam bahasa Indonesia lagi, daripada nggak diperbarui blog-nya ^_^
Ada pengalaman menarik berkaitan dengan acara pamitan ini. Saya mengamati perilaku peluk cium berpamitan yang berbeda dari masing-masing komunitas. Dari sini saya bisa memilah teman-teman kami menjadi tiga kategori.
Teman-teman "bule" kami memberi satu kecupan di pipi. Yang termasuk kategori ini adalah teman yang saya kenal dari orangtua murid Anindya di Marrcikville West Public School, juga guru dan kepala sekolahnya, teman kuliah Nino di Sydney University, dan teman kerja saya di Harris Farm Market. Bule di sini bukan hanya orang Aussie saja, karena di sini banyak sekali imigran yang datang dari Asia. Salah satu teman akrab saya adalah orang Cambodia dan bos langsung saya adalah orang Vietnam. Sementara itu, salah satu sepupu Nino adalah orang blasteran Indonesia dan Australia, tapi dia sudah termasuk 'bule' dengan satu kecupan.
Dua kecupan diberikan oleh orang-orang Indonesia kebanyakan. Mereka terbiasa dengan cipika cipiki. Yang masuk di sini misalnya tetangga kami dari Bali, juga teman perkumpulan ibu-ibu Indonesia di Marrickville.
Sementara teman-teman Indonesia dari pengajian dan teman dari TPA Anindya di Masjid Arncliffe (beberapa dari Malaysia) memberi tiga kecupan. Pipi kanan, pipi kiri dan pipi kanan lagi. Budaya tiga kecupan ini datang dari budaya Arab. Tadinya, saya agak kagok dengan budaya kecup tiga ini. Sudah cipika-cipiki kok masih minta tambah satu lagi. Tapi akhirnya saya terbiasa dengan tradisi ini.
Repotnya, sebelum ber peluk cium, kami harus menentukan teman kami masuk kategori mana, soalnya agak nggak enak juga kalau saya sudah siap bercipika cipiki, eh, dianya cuman sekali cup saja. Kadang saya lupa berkecup tiga pada teman yang hanya biasa bercipika cipiki, jadinya dia yang kagok.
Menurut saya sendiri, tradisi Aussie yang paling praktis, cukup sekali cup dan say goodbye. Tapi mungkin kurang mantap bagi kebanyakan orang Indonesia. Lha wong pipinya dua, masak cuman dikecup satu.
A.K.
ps: ya, saya akan 'belajar' menulis dalam bahasa Indonesia lagi, daripada nggak diperbarui blog-nya ^_^
Comments
kategori pa?
wah sebelum cupika cupiki, harus buat kategori, hahahah....