Memulai Investasi Reksadana

Contoh tampilan rekening investasi di Bank Commonwealth

Beberapa hari ini saya mendapat pertanyaan dari beberapa teman, "Bagaimana memulai investasi reksadana?" Karena jawabannya bisa panjang, saya tulis saja di blog. Mungkin berguna juga buat yang lain. Teman saya juga bilang, pakai bahasa sederhana saja, ojo ndakik-ndakik, nanti malah nggak mudheng. Beres lah, wong saya juga nggak bisa bahasa yang ribet.

Disclaimer: Saya bukan ahli/perencana keuangan, dan tidak dibayar oleh Bank Commonwealth. Yang saya tulis adalah dari pengalaman dan dengan bahasa saya sendiri. Sekiranya ada fakta-fakta yang salah atau menyesatkan (duh, bahasanya), tolong ditulis di komentar ya, nanti akan saya edit kalau perlu.

Apa Itu Reksadana?
Gampangannya, Reksadana (RD) adalah kumpulan dana dari masyarakat yang dikelola oleh Manajer Investasi untuk dibelikan efek (surat berharga) seperti saham, obligasi (surat utang), sertifikat deposito dll.
Jadi kalau kita beli reksadana, kita ikut 'nempil' beli surat berharga.


Berapa Harga Reksadana?
Karena cuma nempil (beli sedikit), harganya juga cukup murah. Ada yang menjual reksadana per 100 ribu atau 200 ribu. Kalau di bank Commonwealth, minimal 500 ribu. Dapatnya berapa? Tergantung harga per unitnya (NAV). Misal NAV nya Rp 1.000, kalau kita beli 500 ribu, kita akan dapat 500 unit. NAV ini naik turun setiap hari sesuai kondisi pasar.

Setiap kita beli RD juga ada biayanya (subscription fee). Biaya bervariasi tergantung RD-nya, antara 0% - 2,5%. Misalnya BNP Paribas Pesona Syariah, setiap saya beli RD sebesar Rp 1 juta, saya bayar biaya Rp 12.500 (biaya 1,25%).

Apa Keuntungan Investasi Reksadana?
- Murah, tidak perlu uang banyak untuk memulai beli RD. Lebih murah daripada beli saham langsung.
- Praktis, bisa dibeli online lewat bank langganan. Tidak perlu repot menyimpan seperti emas atau merawat seperti investasi properti.
- Mudah cair, kalau ada keperluan bisa cepat dijual kembali (proses 2-3 hari).
- Hasil lebih menguntungkan dari Tabungan atau Deposito

Apa Risiko Investasi Reksadana?
Setiap investasi ada risikonya. Ingatlah hukum investasi: semakin besar keuntungan yang didapat, semakin tinggi risikonya. Jadi hati-hati kalau ada yang bilang hasil besar, risiko kecil, kemungkinan besar investasi bodong. Kalau saya sendiri, ketika membeli investasi dengan untung sampai 30% per tahun, saya sudah menyiapkan mental untuk rugi 30% per tahun.

Sebelum membuka rekening investasi, biasanya kita diminta untuk mengisi kuisioner profil risiko. Dilihat dari profil kita (seberapa besar kita sanggup menanggung risiko rugi), Manajer Investasi atau pihak bank akan menyarankan RD apa yang sebaiknya kita beli. Kalau kita orangnya takut rugi, takut uangnya hilang, pasti disarankan untuk beli reksadana dengan risiko rendah seperti RD pasar uang atau RD pendapatan tetap.

Ada Berapa Macam Reksadana?
Ada empat, diurutkan dari risiko rendah & hasil kecil. Semakin tinggi risiko, semakin tinggi hasilnya.

1. RD Pasar Uang (money market)
- Isinya deposito dan surat utang yang bisa cair dalam 1 tahun. 
- Hasil investasi kurang lebih 6% per tahun. 
- Risiko kecil, cocok untuk investasi jangka pendek (1 tahun)

2. RD Pendapatan Tetap (fixed income)
- Isinya deposito dan surat utang yang bisa cair 1-3 tahun.
- Hasil investasi kurang lebih 10-15% per tahun. 
- Risiko kecil, cocok untuk investasi jangka pendek (1-3 tahun)
 
3. RD Campuran (balanced)
- Isinya campuran deposito, surat utang dan saham.
- Hasil investasi kurang lebih 15-20% per tahun. 
- Risiko menengah, cocok untuk investasi jangka menengah (3-5 tahun)
 
4. RD Saham (equities)
- Isinya 80% saham.
- Hasil investasi kurang lebih 20-35% per tahun. 
- Risiko tinggi, cocok untuk investasi jangka panjang (> 5tahun)
 
Apa Maksudnya Reksadana Syariah?
RD Syariah hanya membeli efek yang syariah, misalnya sertifikat deposito dari bank syariah dan saham dari perusahaan yang tidak memperdagangkan minuman keras dan rokok. Ada pilihan RD Syariah di tiap jenis reksadana.

Di Mana Membeli Reksadana?
RD bisa dibeli di Manajer Investasi atau bank yang selama ini kita gunakan untuk menabung. Setiap ingin membeli RD, kita diwajib membuka rekening investasi.

Bagaimana Cara Memilih Reksadana?
Pertama, kita harus tahu tujuan invest di RD. Untuk jangka pendek atau jangka panjang? Untuk nabung DP KPR, uang kuliah anak, naik haji, liburan ke LN? Berapa lama kita akan mengunduh hasil RD tersebut? Kalau peruntukannya jangka panjang, pilih RD Saham. Kalau misalnya sebagai dana parkir yang sewaktu-waktu dibutuhkan, pilih RD Pasar Uang yang risikonya kecil.
 

Sebelum membeli RD, kita harus membaca prospektus terlebih dahulu. Di sini kita bisa melihat portofolio RD tersebut. RD ini dibelikan saham-saham perusahaan apa saja, berapa prosentasenya. Kita bisa memilih mau nempil beli saham perusahaan apa, dilihat dari tren pasar yang sekarang. Prospektus bisa diunduh sebelum kita membeli RD atau diunduh di website manajer investasi.

Contoh prospektus RD BNP Paribas Pesona Amanah

Pengalaman Pribadi
Kami mulai membuka rekening investasi RD sepulang dari Australia tahun 2012. Kami memilih bank Commonwealth karena sistem internet banking-nya bagus. Nino (suami saya) membuka rekening tabungan, yang nantinya jadi sumber dana untuk membeli RD. Setelah mengisi kuis profil risiko, Nino juga membuat rekening investasi (diperlukan NPWP). Untuk pembelian awal RD, Nino harus datang ke bank karena diperlukan tanda tangan. Tapi untuk top up bisa dilakukan online. Penjualan kembali RD juga bisa dilakukan online. Jadi saya yang selama ini ngurusi rekening investasi suami plus pegang token-nya, hehe. 

Di rekening investasi, saya bisa melihat pergerakan harga RD. Di tahun pertama, saya merasa pusing kalau harga RD (NAV-nya) turun. Duh, duitku ilang! Kalau NAV naik, saya senang, duit tambah banyak, hahaha. Dari mental seperti itu, saya melakukan kesalahan besar, sekaligus pembelajaran utama dalam berinvestasi RD. Waktu itu, ketika NAV turun, saya jual RD. Cemas, takut uang hilang. Padahal harganya jadi murah dan membuat kita rugi. Ketika NAV tinggi, saya top up RD karena gembira investasi kami berhasil. Yaelah, padahal harganya mahal kok ya dibeli. Salah besar sodara-sodara. Yang bener: ketika NAV turun, beli mumpung diskon, ketika NAV tinggi, jual biar dapat untung. Itu baru mental investor :D Teori gampang tapi praktiknya susah.

Saya punya satu RD pasar uang untuk dana parkir yang sewaktu-waktu bisa saya ambil. Proses pencarian sekitar 2-3 hari, uang langsung masuk ke tabungan, bisa dilakukan online tanpa perlu ke bank atau dokumen macam-macam. RD Pasar Uang menurut saya juga lebih praktis daripada menyimpan uang di deposito, karena bisa top up setiap waktu ketika ada uang lebih.

Selain itu, saya punya beberapa RD Saham untuk beberapa tujuan jangka panjang. Setiap tujuan saya belikan satu RD khusus. Saya taruh dana haji di BNP Paribas Pesona Syariah. Saya taruh dana kuliah Big A (sekarang usia 13 tahun) di RD tertentu. Dana kuliah Little A (usia 6 tahun) juga saya belikan RD sendiri. Ada RD yang saya top up secara rutin per bulan, tapi ada juga yang tidak rutin (hanya ketika punya uang lebih saja). Saya memilih RD Saham berdasar performa terbaik di website www.infovesta.com. Website ini juga bagus untuk belajar tentang reksadana, banyak artikel menarik dengan bahasa yang mudah dimengerti.

Reksadana tidak selalu ada di setiap bank. Bank juga hanya menjadi agen untuk RD tertentu. Ada RD yang performanya bagus menurut Infovesta, tapi tidak dijual di Commonwealth. Tapi sampai sekarang ini saya tetap berinvestasi RD di bank ini karena nyaman dari segi kepraktisan (bisa online). Servis bank ini juga bagus karena nasabah tidak sebanyak bank sejuta umat yang itu :) Sila kalau teman-teman memilih bank lain yang sudah langganan. Kalau ada yang punya pengalaman beli RD di bank tertentu, boleh tulis komentar agar dibaca teman yang lain.

Pilihan RD pasar uang yang dijual di Bank Commonwealth

Contoh RD Saham yang dijual di Bank Commonwealth

Berikut contoh portofolio Reksadana kami di bank commonwealth. Maaf angka-angkanya saya tutupi. Gak enak keliatan uangnya bermilyar-milyar. Amin, anggap aja doa, ya Mak :p

Contoh sebuah rekening investasi

Semoga mencerahkan dan membuat berani memulai investasi.

@adekumala