Dewi Lestari dan Saya
Saya pertama kali 'mengenalnya' ketika Dewi Lestari alias Dee datang ke Jogja mempromosikan buku pertamanya: Supernova. Terbitnya buku ini membuat heboh dunia perbukuan Indonesia. Salah satunya karena penulisnya adalah penyanyi. Artis kok berani-beraninya nulis buku, begitulah kira-kira komentar orang. Tapi saya langsung jatuh hati pada kenekatannya. Maklum, waktu itu tidak ada karya sastra lain selain dari penulis angkatan tua. Zaman booming penulis-penulis muda masih jauh sekali. Buku Dee yang nekat dia edarkan sendiri memberi warna sekaligus mendobrak bahwa semua juga boleh berkarya. Ternyata ada yang lebih nge-fans sama Dee daripada saya. Waktu itu, dia masih menjadi calon pacar saya. Orangnya melankolis perfeksionis, jarang nge-fans sama seseorang, apalagi artis. Serta merta saya cemburu. Dia mengagumi Dee yang berani menerbitkan buku pada usia sangat muda waktu itu (usianya 24). Waktu itu tahun 2000, usia saya 20 tahun. Kami termasuk dalam panitia salah satu diskus...